Bima Minta Para Pakar Kaji Dampak Wisata Malam di Kebun Raya Bogor

M. Sholihin - detikTravel
Selasa, 28 Sep 2021 20:35 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya (M. Sholihin/detikTravel)
Bogor -

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto melakukan pertemuan dengan pihak pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait adanya kritik dan penolakan terhadap rencana wisata malam dengan Glow di KRB, Selasa (28/9/2021) siang.

Bima menegaskan, perlu ada kajian lebih lanjut terkait wisata malam dengan destinasi Glow di Kebun Raya Bogor bersama para pakar dari IPB dan BRIN. Perlu data spesies yang beraktivitas di malam hari dan sejauh mana aktivitas glow mengganggu hewan dan tanaman.

"Terkait dengan beberapa isu yang jadi perhatian publik, yang mengkhawatirkan pengembangan ini ada wisata malam kebun raya, bisa kemudian mengganggu ekosistem atau konservasi ataupun kepentingan riset kebun raya, ya saya kira kita harus nyatakan itu secara objektif. Jadi, saya minta agar konsep Glow ini dikaji dengan melibatkan dengan para pakar, ada dari IPB, ada dari BRIN juga, untuk bisa memberikan jawaban terkait kekhawatiran publik, karena semuanya harus punya datanya, landasannya," kata Bima.

"Ada berapa spesies di kebun raya kalau malam kira-kira seperti apa komunitasnya, dan sejauh mana aktivitas itu bisa mengganggu ini harus dilakukan kajian. Apapun jawabannya nanti kami akan komunikasikan lagi dengan pihak Mitra Natura Raya, kita akan pastikan bahwa semuanya akan berjalan dengan tata kota Bogor, dengan potensi yang ada di Bogor tadi," imbuh Bima.

Bima menyebut, Pemkot Bogor berkoordinasi dengan KRB dan BRIN untuk memastikan setiap singkronisasi antara pengelolaan KRB dengan tata kota dan misi Kota Bogor. Kebijakan terkait KRB itu murni merupakan kewenangan BRIN. Pemkot juga terus mendorong agar KRB diakui sebagai World Heritage.

"Saya menyepakati dengan teman-teman dari Mitra Natura raya, bahwa kebun raya ini adalah pusat konservasi, juga adalah tempat untuk kajian atau riset, selain untuk wisata. Karena itu konsep pengembangan kebun raya, ini semestinya harus selalu berpedoman pada prinsip-prinsip tadi. Kebun raya ini lah yang menyelamatkan Kota Bogor, kalau tidak ada kebun raya wajah Kota Bogor tidak akan seperti ini. Kebun raya juga yang jadi karakter Kota Bogor," kata Bima.

"Pemkot Bogor sudah berkoordinasi dengan LIPI, untuk mendorong proses diakuinya kebun raya sebagai world heritage, sebagai pusaka dunia, ini berproses terus ini. Kita akan dukung itu. Nah karena itu sudah pasti apapun konsep yang kemudian dikembangkan oleh kebun raya, dalam hal ini sekarang dikelola oleh mitra natura raya, saya kira harus ada dalam kerangka itu," imbuhnya.

Komisaris Utama PT Mitra Natura Raya Ery Erlangga mengatakan, wusata malam dengan Glow tidak akan dioperasikan sebelum ada hasil kajian-kajian pendukung terkait data dampak Glow terhadap hewan dan tumbuhan konservasi di Kebun Raya Bogor.

"Kami tetap mengedepankan konservasi dan juga pemeliharaan situs-situs yang ada di KRB, jadi tentunya kami juga menerima masukan data-data dari semua, terkait dampak jika wisata edukasi malam ini terlaksana atau glow. Kami juga tidak semerta-merta meninggalkan rambu-rambu konservasi dan edukasi, kami juga ikut menjaga. Mudah-mudahan dengan adanya penelitian dan data-data ini bisa menjawab semua kekhawatiran publik," kata Ery Erlangga usai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Selasa (28/9/2021).

"Belum bisa beroperasi dulu sebelum ada jawaban dari kajian atas data-data tadi. Kajiannya sedang berjalan," imbuhnya.

Ery menjelaskan, wisata malam dengan Glow merupakan konsep wisata edukasi terkait tanaman dan konservasi.

"Sebagai wisata edukasi terkait tanaman dan konservasi, karena narasi dalam glow ini menceritakan sejarah konservasi, sejarah KRB. Ini juga bukan sesuatu yang baru, sudah banyak dilakukan di negara lain," kata Ery.



Simak Video "Video: Wamendagri Sebut Retret Kepala Daerah Kemungkinan Akan Digelar Mei"

(rdy/rdy)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork