Inilah kisah Marjan, singa yang hidup di kebun binatang Kabul, Afghanistan. Hidup Marjan amat miris, menderita akibat perang yang dilakukan oleh manusia.
Penghuni kebun binatang Kabul di Afghanistan yang paling terkenal adalah singa jantan bernama Marjan. Marjan, yang dalam bahasa Persia berarti karang, lahir di Jerman Barat pada tahun 1976.
Singa Marjan diberikan sebagai hadiah kepada Kebun Binatang Kabul pada tahun 1978 oleh Kebun Binatang Cologne. Setelah tiba di Afghanistan, singa betina lokal bernama Chucha bergabung dengannya menghuni Kebun Binatang Kabul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marjan menjadi saksi bisu sejarah Afghanistan yang bergejolak, dari kudeta komunis, pendudukan Soviet, hingga rezim garis keras Taliban. Saat puncak konflik pada tahun 1990-an, Marjan dan kawan-kawannya hanya bisa termangu di dalam kandang, karena tempat tinggalnya ikut menjadi zona perang.
Dentuman senjata mewarnai hari-hari mereka yang dilalui dengan perut kosong. Tubuh mereka kurus, langkah mereka lunglai.
Aka Akbar, penjaga kebun binatang Kabul berusia 60 tahun, terkadang nekat datang untuk mengecek kondisi hewan-hewan yang disayanginya. Namun tak lama aksinya diketahui Taliban dan ia dibunuh.
Pada tahun 1995, mata Marjan terpaksa buta sebelah setelah kandangnya dilempar granat oleh tentara Amerika Serikat, yang tak terima ketika rekannya tewas diserang akibat iseng masuk kandangnya.
Tak hanya buta sebelah mata, kondisi fisik Marjan juga jadi kurang awas untuk bertahan hidup. Bahkan saat mengunyah makanan terlihat seperti kurang lahap.
Kasus butanya Marjan menjadi puncak kemarahan aktivis fauna lokal dan internasional. Pemerintah Amerika Serikat sendiri tak banyak bicara mengenai kasus ini.
Kondisi Afghanistan sedikit membaik pada tahun 2002. Tapi Marjan harus meninggalkan penggemarnya, karena wafat di usia 45 tahun akibat komplikasi penyakit.
Patung perunggu Marjan lalu dibangun di pintu masuk Kebun Binatang Kabul. Dia dipandang sebagai simbol harapan hidup dan perdamaian penduduk Afghanistan.
Marjan muncul dalam kisah novel karya Khaled Hosseini 'The Kite Runner'. Ada adegan mengenai tragedi Marjan dan tentara AS di film 'Whiskey Tango Foxtrot', namun entah mengapa dihapus.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol