Memperingati Hari Batik Nasional, komunitas Bike to Work Bogor atau Gowel Bogor mengajak masyarakat dan jajaran Pemerintah Kota Bogor (Dinas Pemuda Olahraga) bersama 16 komunitas untuk bersepeda dengan kostum batik secara serentak pada Sabtu pagi, 2 Oktober 2021 mengusung tema Berbatik, Bersepeda, Bergembira.
Ajang gowes bareng dengan tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) ini mengambil rute Lawang Salapan-SSA-Tugu Kujang. Kegiatan untuk memperingati Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober ini bertujuan menjadi ajang pendidikan dan hiburan juga mengeratkan solidaritas sosial antar komunitas gowes di Bogor dan sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejalan dengan moto terbaru B2W Indonesia, Hari yang Bike, semboyan itu merupakan ekspresi dari hal-hal baik yang bisa didapat, disiarkan, dan ditularkan dari kegiatan perayaan tersebut.
"Lawang Salapan Batik Ride memang didesain sebagai kegiatan yang lekat dengan pendidikan (education) and hiburan (entertainment) edutainment. Ini adalah bentuk komitmen Komunitas Bike to Work Bogor untuk turut serta mendorong sepeda sebagai moda transportasi bebas emisi karbon dioksida, sambil berkostum dengan nuansa batik sebagai wujud kebanggaan atas tradisi luhung wastra nusantara. Berbatik juga merupakan tanda cinta warisan budaya asli Indonesia," kata Roni Wang, Koordinator Wilayah Bike to Work yang terpilih untuk mengoordinir komunitas pesepeda ke tempat kerja, ke sekolah maupun ke kampus di wilayah Bogor dan sekitarnya pada 9 September 2021.
Menurutnya, merayakan Hari Batik Nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya bersepeda dengan beratribut batik. Lawang Salapan Batik Ride bersama Dinas Pemuda Olahraga Kota Bogor diikuti oleh Baik Heritage dan komunitas Selibor, Dahon Bogor Indonesia, Gorengan, BCC, Imigo, Bogor Electric Ngaboseh, De Boeringas Community, Mina Bhakti Gowes Club, Topass Cycling Club, Lady Cyclist Bogor, Megab Megab Cycling Club, Fatbike, Gowes Buras, Selica, World Wanderer Friend dan umum. Komunitas Bike to Work Bogor/Gowel Bogor yang mengutamakan hak-hak pesepeda dan pejalan kaki terutama untuk jalur-jalur sepeda, dll serta menyuarakan pesan-pesan pendidikan terutama mengenai kiat bersepeda yang aman dan pola gaya hidup sehat serta ramah lingkungan. Ke depan, komunitas gowes tertua di kota hujan ini merencanakan berbagai kampanye penyadartahuan mengenai potensi Bogor, termasuk aspek warisan budaya, bahaya polusi, sampah plastik, dan konservasi hidupan liar, berkolaborasi dengan para pihak pemangku kepentingan.
![]() |
Mengingat pandemi masih menjadi tantangan, pesepeda diharuskan untuk selalu menjaga jarak aman, mencuci tangan dan mengenakan masker. Juga, supaya terhindar dari dehidrasi, peserta gowes diminta untuk membawa dan mengisi biddon/tumbler (botol minum isi ulang) sebagai bekal dan supaya tidak menyampah plastik sekali pakai.
Dari catatan panitia, sejauh ini, batik ride sudah diikuti 475 komunitas pegowes di 56 kota. Terakhir, supaya pesan-pesan penting ini bergaung di dunia maya, peserta juga diharapkan untuk mengunggah swafoto dengan tagar sebagai berikut: #batikride #batikday #batikindonesia #bersepedauntukindonesia #letsbiketowork #bogorbatikday #lawangsalapanbatikride #lawangsalapanbogor #pesepedabogor #b2windonesia #gowelbogor #b2wbogor #disporakotabogor
Travelers sudah pakai baju batik di Hari Batik Nasional ini?
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol