India Kecanduan Batu Bara padahal Tinggi Polusi Udara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

India Kecanduan Batu Bara padahal Tinggi Polusi Udara

Putu Intan - detikTravel
Sabtu, 02 Okt 2021 14:49 WIB
Ibu kota India, New Delhi memiliki tingkat polusi udara tertinggi di dunia selama tiga tahun berturut-turut.
Foto: CNN
Jakarta -

Tak cuma Indonesia yang amat bergantung pada batu bara sebagai bahan bakar. India juga mengalami masalah serupa padahal polusi udara kian membahayakan.

India merupakan negara penghasil bahan bakar fosil terbesar ketiga di dunia dan masih sangat bergantung pada batu bara. Ketika negara-negara lain didesak untuk menghentikan ketergantungan itu, seorang pengusaha asal India justru mempertanyakan desakan tersebut.

Dilansir dari BBC, Rabu (29/9/2021) pengusaha muda bernama Shaunak pada 2006 mengatakan bahwa negara Barat sudah terlebih dahulu mencemari lingkungan. Kini ketika negara berkembang mengikuti jejak mereka, Shaunak menganggap bahwa itu tidak adil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengapa orang India harus diminta untuk mengurangi emisi karbon, ketika Barat telah mencemari planet ini selama beberapa dekade, dan telah menuai manfaatnya?" Shaunak bertanya.

Pengusaha pabrik sepatu di Mumbai itu juga merupakan pengguna batu bara. Pabriknya membuang gas kotor ke udara.

ADVERTISEMENT

"Saya mengekspor sepatu ini ke Inggris dan Amerika. Ini seperti Barat baru saja mengekspor emisinya ke negara-negara berkembang dan sekarang mengapa kita harus berhenti?" kata dia.

Setelah wawancara pada tahun 2006, banyak hal telah berubah. Termasuk emisi global yang terus meningkat, seiring dengan meningkatnya populasi dan ekonomi India.

Namun negara Barat tetap mendesak India untuk mengurangi emisi karbonnya. Mereka fokus meminta India mengatasi ketergantungannya pada batu bara, bahan bakar paling kotor yang digunakan dalam 70% produksi energi India.

4 juta orang bekerja di tambang batu bara

Menghentikan ketergantungan batu bara jelas tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain karena industri yang terlanjur kecanduan, menurut Brookings Institution sebanyak 4 juta orang juga dipekerjakan secara langsung dan tidak langsung di industri batu bara India.

Mayoritas cadangan batu bara ini terletak di timur India, di negara bagian Jharkhand, Chhattisgarh, dan Odisha. Di daerah-daerah ini batu bara menggerakkan perekonomian. Ini menjadi sumber penghidupan bagi beberapa daerah termiskin di India.

"India tidak bisa hidup tanpa batu bara," kata Sudarshan Mohanty, pemimpin serikat pekerja yang mewakili kepentingan pekerja tambang di Odisha.

Mohanty mengatakan perlu ada strategi matang untuk transisi dari batu bara ke sumber energi yang lebih bersih untuk memastikan mereka yang bergantung pada batu bara ini tidak tertinggal.

Mohanty bercerita, sebelum ada tambang batu bara, banyak orang yang merelakan rumahnya untuk dibuka menjadi jalan tambang. Jika batu bara dihapus, orang yang sama akan menghadapi risiko kehilangan lagi.

"Jika kita menghentikan produksi batu bara di bawah tekanan masyarakat dunia, lalu bagaimana kita bisa mempertahankan mata pencaharian kita," tanyanya.

Dalam dekade terakhir, konsumsi batu bara India naik hampir dua kali llpat. Negara ini berencana terus mengimpor batu bara dalam jumlah besar dalam beberapa tahun mendatang.

Tapi rata-rata orang India masih mengkonsumsi batu bara yang jauh lebih sedikit daripada orang Inggris dan Amerika. Arunaba Ghosh dari Dewan Energi, Lingkungan dan Air di Delhi, sebuah lembaga pemikir iklim terkemuka, mengatakan negara itu telah membuat langkah ke arah ini.

Dia mengutip contoh seperti sistem metro Delhi, yang sekarang menggunakan lebih dari 60% tenaga surya untuk kebutuhan listrik hariannya.

Tetapi meningkatkan proyek energi terbarukan seperti ini di India membutuhkan lebih banyak investasi dari luar, kata Ghosh.

"Ini bukan tentang uang gratis. Hanya saja kami adalah salah satu pasar terbesar di dunia untuk investasi energi bersih, dan kami ingin investor internasional masuk dan menaruh uang mereka dan mendapatkan hasil terbaik."

Tak ada pilihan lain

Menurut Badan Energi Internasional, dengan populasi lebih dari 1,3 miliar jiwa, kebutuhan energi India akan meningkat lebih dari negara lain dalam dua puluh tahun ke depan.

Namun masyarakat seperti yang ada di Odisha mengingatkan kita akan tantangan dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Seorang buruh bernama Jamuna Munda yang bertahan hidup dengan pekerjaan sambilan adalah salah satu dari puluhan juta orang India yang masih belum memiliki akses listrik. Dia menggunakan batu bara yang dia ambil dari tambang untuk memanaskan kaldu ayamnya.

"Kalau tidak ada batu bara, kami tidak bisa memasak. Kalau malam, kami membakarnya dan menyimpannya di rumah agar kami juga mendapat penerangan," katanya sambil mengaduk sup dengan semangat.

"Kalau berbahaya, apa yang bisa kami lakukan? Kami tidak punya pilihan selain menggunakan batu bara."

Ada banyak orang di India yang tidak setuju, yang menunjukkan bahwa negara tersebut telah membuat langkah besar dalam hal memperluas sumber alternatif seperti energi matahari.

Namun demikian, mengingat ketergantungan bangsa yang besar padanya, masa depan yang bebas batu bara tampaknya masih jauh. Di negara yang haus energi ini, kemajuan sering kali harus dibayar mahal.

Halaman 2 dari 2
(pin/pin)

Hide Ads