Kehadiran perdes tersebut berbuah manis. Sejak perdes diterbitkan, aktivitas perburuan yang dulu dilakukan oleh mayoritas warga Jatimulyo mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan Diyanta mengklaim saat ini sudah tidak ada warga yang berburu lagi di Jatimulyo karena sudah sadar tentang pentingnya menjaga keberadaan satwa tersebut.
"Dan memang sampai saat ini perburuan itu jadi hilang lah. Sehingga sampai saat ini Jatimulo disebut sebagai desa ramah burung," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berhentinya aktivitas perburuan berdampak positif bagi kelestarian burung di kelurahan ini. Sebab, jumlah spesies yang ditemui setiap tahunnya mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya berkisar 90 jenis saat ini bertambah jadi 115 atau separuh dari 227 total spesies burung di Kabupaten Kulon Progo ada di sana.
![]() |
"Burung di Jatimulyo saat ini ada sekitar 115 jenis. Untuk yang endemik di sini jenis sulingan, dan yang sering diburu di sini banyak, terutama yang punya nilai jual untuk dipelihara, seperti burung anis dan termasuk sulingan juga," ucap Diyanto.
Untuk memastikan kelestarian burung di Jatimulyo terjaga, warga di sini juga telah membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi. Kelompok ini bertugas memantau habitat burung dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian satwa tersebut.
Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol