Untuk menjaga kelestarian mata air yang menjadi sumber kehidupan, warga di Purworejo, Jawa Tengah menggelar ritual Nyengkuyung Miline Banyu. Berbagai agenda pendukung pun ikut digelar untuk memeriahkan acara.
Nyengkuyung Miline Banyu sendiri dalam bahasa Indonesia berarti bergotong-royong menjaga aliran air. Acara digelar di Dusun Munggang Kemis, Desa Purbowono, Kecamatan Kaligesing selama tiga hari yakni Minggu (24/10), Sabtu (30/10) dan puncaknya hari ini Minggu (31/10/2021).
"Tujuan dari acara ini adalah melestarikan mata air yang sudah turun temurun menghidupi kami," kata sesepuh desa sekaligus ketua panitia, Suwarto saat ditemui detikTravel usai acara.
Mata air tersebut memiliki andil besar dalam kesuksesan yang diraih warga. Ia pun berharap agar budaya tersebut dijaga terus menerus hingga anak cucu kelak.
"Mata air ini telah ambil bagian dari suksesnya warga. Harapannya tradisi ini semakin luas dan bisa dilaksanakan oleh masyarakat lain," imbuh dia.
Selain untuk menjaga mata air, event budaya tersebut juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan YME atas melimpahkan hasil bumi sekaligus menjadi ajang dalam menjaga tali silaturahmi antar warga masyarakat.
Warga berkolaborasi dengan seniman Purworejo menggelar prosesi demi prosesi sejak pagi. Berbagai acara seperti pentas seni, penanaman pohon, tebar benih ikan, dan pelepasan burung menghiasi acara di desa yang terletak di Perbukitan Menoreh itu.
Arak-arakan hasil bumi menjadi ritual puncak yang ditunggu-tunggu warga. Setelah ditutup dengan doa bersama dan potong tumpeng, gunungan hasil bumi yang sebelumnya diarak diperebutkan oleh warga.
Sebelumnya, pada Minggu (24/10) lalu juga telah dihelat kegiatan budaya berupa pagelaran wayang kulit dengan Lakon Banyu Suci Perwitasari yang dimainkan oleh dalang asli Desa Purbowono Ki Danang Nugroho.
Sedangkan pada Sabtu (30/10) kemarin warga bergotong-royong melaksanakan kerja bakti dan dilanjutkan dengan sarasehan bersama anggota Polres Purworejo, diskusi komunitas, dan pembukaan pameran seni rupa.
"Ini juga merupakan wujud syukur kami kepada Tuhan atas limpahan hasil bumi. Untuk rangkaian acaranya banyak, sudah mulai tanggal 24 Oktober sampai hari ini puncaknya," tutup Suwarto.
Simak Video "Video: Kronologi Truk Oleng Tabrak Angkot di Purworejo, 11 Tewas"
(msl/msl)