Soal Waiting List Ibadah Haji, Ini Kata Dirjen Haji Hilman Latief

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Soal Waiting List Ibadah Haji, Ini Kata Dirjen Haji Hilman Latief

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Jumat, 05 Nov 2021 20:07 WIB
Jakarta -

Calon jemaah haji harus menunggu selama bertahun-tahun untuk bisa beribadah di tanah suci. Ditambah pandemi, situasi semakin tidak menemui kejelasan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Hilman Latief sudah mengungkapkan ada terobosan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi masa tunggu. Namun, yang berperan dalam hal ini tak hanya dari Indonesia, melainkan Arab Saudi.

"Terobosan tuh bisa dilakukan dalam banyak aspek ya. Tapi bukan hanya terobosan di kita. Kan tempatnya di sana terbatas gitu loh. Anda ke stadion Gelora Bung Karno kapasitasnya misalnya 60.000, gimana kita? Tambah aja deh dipepetin jadi 100.000. tapi tetap bakal melebar. Meluber juga. Melebar dan meluber. Tapi di sana banyak tempat yang terbatas. Untuk sa'i juga terbatas. Di Masjidil Haram memang besar, tapi untuk wukuf di padang Arafah terbatas. Jadi inovasi itu tidak hanya di kita tetapi di Saudi," kata Hilman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Arab Saudi sendiri memiliki rencana untuk menambah kuota wisatawan. Nah, bagaimana dengan penambahan kuota haji?

"Kalau tidak salah mereka tourism-nya 30 juta-an ya targetnya, untuk hajinya berapa? Apakah bisa jadi 5 Juta? Mungkin bisa tapi entah kapan. Mungkin kalau gunung-gunungnya di Mekkah sudah habislah ya, jadi hotel-hotel dan Masjidil Haram semakin besar," ujarnya.

Di Indonesia sendiri jemaah bisa menunggu berpuluh-puluh tahun untuk bisa melaksanakan haji. Untuk itu, kini pun banyak pula pendaftar dari kelas menengah karena mengetahui masa tunggu yang begitu lama.

"Kalau usianya 40 tahun, ini juga penting. Kelas menengah muslim yang niat haji, saya kira bakal banyak. Pertama mereka kan melihat berapa lamanya masa tunggu itu. Ini juga harus mencari solusi buat kita, termasuk juga kita, saya juga sering bicara, bertemu tokoh-tokoh agama kan, kan mereka yang harus memikirkan itu. Haji itu wajib bagi yang mampu. Yang mampu itu siapa?

"Sekarang ini kita tidak mampu. Kondisi pandemi kita tidak mampu, istitho'ah (kemampuan), sekarang kita dalam situasi tidak sanggup. Kenapa? karena Pemerintah Saudi 2 tahun terakhir masih memprioritaskan jamaah dari negaranya sendiri dan juga ekspatriat yang tinggal di situ belum terkontaminasi yang lain,"

Dengan semakin banyaknya jemaah dari berbagai kalangan, masa tunggu bisa semakin lama. Apalagi bagi jemaah yang sudah berumur, mereka masih harus menunggu.

"Kalau kuota yang menentukan sana kan? Ya mungkin pendaftarnya direm. Ha-ha. Tapi maksudnya gini, kalau banyak yang daftar usia 60 baru daftar, apa akan diterima? Mereka masih harus nunggu 30 tahun lagi. Tapi kan ada keyakinan bahwa saya sudah menunaikan niat saya," kata Hilman.

Jadi, Hilman menuturkan ada edukasi realistis untuk jemaah yang belum dapat menunaikan ibadah haji. Mereka bisa menunaikan ziarah melalui ibadah umroh.

"Ziarah melalui umroh. Itu juga satu pilihan yang baik sebetulnya," tambahnya.

(elk/ddn)

Hide Ads