Maksud Hati Menghormati Dewi Air tapi Malah Mengotori Sungai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Maksud Hati Menghormati Dewi Air tapi Malah Mengotori Sungai

Putu Intan - detikTravel
Senin, 22 Nov 2021 13:53 WIB
Festival Loy Krathong di Thailand
Sampah dari Festival Loy Krathong. Foto: Sakchai Lalit/AP
Bangkok -

Warga Thailand ramai mengikuti Festival Loy Krathong untuk menghormati dewi air. Sayangnya, festival ini justru bikin sungai tercemar.

Warga Thailand berbondong-bondong ke sungai dan danau pada Jumat (19/11/2021) malam untuk melepaskan perahu dihiasi bunga dan lilin (krathong) dalam festival tahunan untuk menghormati dewi air. Namun perahu-perahu kecil itu mencemari dan menyumbat aliran air.

Dalam beberapa jam, para pekerja mulai mengarungi sungai untuk mengumpulkan persembahan karena dinilai berbahaya secara ekologis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi warga orang, Festival Loy Krathong ini tak hanya menjadi ajang penghormatan bagi dewa tetapi secara simbolis dianggap dapat membuang kemalangan dan memulai kehidupan yang baru dengan bersih.

Festival ini dirayakan pada malam bulan purnama di bulan ke-12. Secara tradisional ini menandai akhir musim hujan.

ADVERTISEMENT

Ahli biologi kelautan Thailand, Thon Thamrongnawasawat mengatakan orang-orang harus berhenti menggunakan bahan berbahaya seperti styrofoam karena menyebabkan kerusakan paling besar pada air dan kehidupan akuatik.

Sejumlah mahkluk laut terancam punah karena masalah sampah laut di Thailand. Jumlahnya bahkan meningkat dua kali lipat dari 2017 hingga 2020.

Dilansir dari Associated Press, aktivis telah mencatat perubahan perilaku orang selama beberapa dekade. Tercatat ada peningkatan kesadaran akan kerusakan yang disebabkan oleh krathong.

Jumlah krathong yang dikumpulkan di Bangkok telah turun dari sebelumnya lebih dari 900.000 pada 2012 menjadi lebih dari 490.000 pada 2020. Tren positif ini juga terlihat dari berkurangnya penggunaan styrofoam dari 131.000 menjadi di bawah 18.000 pada periode yang sama.

Festival Loy Krathong di ThailandFestival Loy Krathong di Thailand. Foto: Sakchai Lalit/AP

Meskipun begitu, diperlukan solusi yang lebih radikal

"Kita perlu merevolusi praktik tersebut, memungkinkan ekosistem saluran air dipulihkan," kata Direktur Greenpeace Thailand, Tara Buakamsri.

"Kita tidak boleh melepaskan krathong jenis apapun, karena meskipun terbuat dari bahan alami, jumlahnya melebihi apa yang dapat ditangani oleh sungai secara alami," ujarnya.

"Kita bergantung pada air bersih untuk mata pencaharian kami dan tujuan Loy Krathong adalah untuk melindungi dan meremajakan sungai kita tanpa memasukkan apa pun ke dalamnya," sambungnya.

Bila ingin tetap menghanyutkan krathong, bahan terbaik adalah daun pisang. Daun pisang dapat dikumpulkan untuk pembuatan pupuk.

"Melakukan perayaan Loy Krathong secara virtual adalah solusi lain yang baik untuk menghindari kerusakan lingkungan, terutama selama wabah COVID-19, tetapi saya rasa itu tidak dapat memuaskan gaya hidup masyarakat, karena mereka masih ingin menikmati festival," kata Presiden Institut Lingkungan Thailand, Wijarn Simachaya.




(pin/pin)

Hide Ads