Tari Sintren lekat dengan aura mistis. Setiap ritual yang dilakukan sebelum hingga selama pentas, semua ada filosofinya. Mari kita simak penjelasannya!
Sintren adalah seni tari daerah khas Cirebon. Tarian ini memadukan unsur magis di dalamnya. Sang penari Sintren dipercaya dirasuki oleh ruh bidadari yang sengaja dipanggil oleh sang dalang.
Selama menari pun, sang penari Sintren mengaku tidak sadarkan diri. Tubuhnya seperti ada yang menggerakkan untuk menari mengikuti alunan musik dan syair yang didendangkan oleh para pengiring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau penarinya itu nggak ngerasain apa-apa karena nggak sadar. Setelah selesai menari baru sadar," ujar Ratu Stevanny, sang penari Sintren.
Sebelum mulai menari, sang dalang akan memulai ritual untuk memanggil arwah sang putri. Dia akan membakar kemenyan dan mulai melafalkan doa-doa.
Syair yang didendangkan oleh musisi pengiring ternyata bukan sekedar nyanyian rakyat. Syair itu juga berfungsi untuk memanggil si bidadari.
"Turun-turun Sintren, Sintrene Widadari. Nemu kembang Yun Ayunan. Kembange si jaya indra," begitu bunyi syair yang didendangkan mengiringi tari Sintren.
"Jadi bidadari diharapkan turun dan masuk ke sang penari putri tadi. Kemudian dalangnya berdoa, agar prosesi ini bisa berjalan dengan lancar," jelas R Iyan Ariffudin, Kepala Unit Sanggar Budaya Kraton Kacirebonan kepada detikTravel.
Dupa atau kemenyan yang dibakar sang dalang selain berfungsi sebagai pengharum, ternyata juga berfungsi untuk memanggil sang bidadari. Selama ini, harumnya dupa memang bisa mengundang makhluk tak kasat mata untuk datang.
Pun demikian dengan kembang tujuh rupa yang ditaburkan oleh penari pengiring di sekitar kurungan ayam tempat penari Sintren berganti kostum.
"Di samping juga pengharum, dia juga bisa untuk memanggil. Karena mereka suka dengan wangi-wangian, kayak dupa, harum bunga," imbuh Kang Iyan, sapaan akrabnya.
Selanjutnya: Mata Penari Sintren Selalu Terpejam, Pakai Kaca Mata Hitam
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!