Kunjungan turis asing pada tahun 2022 dipatok pada angka 1,8-3,6 juta orang. Padahal, di tahun depan ada begitu banyak acara seperti MotoGP hingga G20.
Apa pertimbangan Kemenparekraf memutuskan untuk mematok target yang terbilang rendah ini? Kurleni Ukar, Deputi Kajian Kebijakan Strategis Kemenparekraf dan deputi lain menjawabnya pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2021 Kemenparekraf.
"Untuk target ini memang cukup rendah ya. Mengingat kebijakan pembukaan border ini masih menjadi kendala," sebut Nike, nama panggilan Kurleni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kita masih punya problem untuk aksesibilitas. Untuk kemudahan masuk ke Indonesia yang sekarang ini harus melalui visa dan tentu saja ketidakpastian varian-varian yang mungkin muncul di 2022," imbuh dia.
Lebih lanjut, Nike menyebut bahwa pihaknya sepakat dengan Bappenas untuk tidak memasang target yang tinggi. Namun dengan berbagai event-event internasional yang tadi disampaikan, pemerintah mengharapkan devisa yang lebih banyak.
"Kita selalu melihat mana saja potensi pasar yang memungkinkan kita sasar. Karena ini bergerak terus," kata dia.
"Untuk Bali kita mengharapkan wisatawan dari Australia, India serta Jepang yang sudah ada akses langsungnya. Lalu untuk Batam dan lainnya tentu Malaysia dan Singapura jadi target utama," imbuh Nike.
Ketidakpastian global
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya, menyebut penutupan pintu masuk dan ketidakpastian kondisi pandemi menjadi penghalang dalam membuat kebijakan yang menguntungkan turis asing.
"Jadi memang dinamik sekali, pertimbangannya tentu akan melihat kondisi Covid di negara tersebut dan juga returning policy," kata Nia.
"Karena ketika returning home policy-nya tidak seksi itu juga membuat orang malas untuk meninggalkan negaranya," imbuh dia.
Kedua, kalau dari posisi saat ini, dari search volume atau pencarian bisa menjadi indikator bahwa sudah ada intention pada market itu. Namun sayangnya data-data yang sangat kuat saat ini pada search volume itu justru dihalangi oleh kasus omicron yang juga sedang tinggi.
"Jadi inilah mungkin yang akan jadi pertimbangan nanti ketika akan menentukan fokus pasar tentu harus berkomunikasi pada Kemenkes," ujar dia.
2022 fokus pada MICE
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa menyebut bahwa isu-isu global yang mempengaruhi dari jumlah market yang akan masuk ke Indonesia. Itulah kenapa target pemerintah saat ini tidak begitu besar.
"Kita lihat sekarang ini memang yang akan kita dorong adalah di MICE yang akan banyak di tahun depan dan juga di event. Event olahraga dan event yang bersifat budaya," ujar Rizki.
"Ini kalau dari sebelumnya, leisure itu memang mengambil sekitar 63-65%, sementara MICE, event dan minat sekitar 23%. Jadi memang saat ini angka itu memang angka yang kita harapkan MICE dan event ini. Kalau leisure ya masih ada isu besar," imbuh dia.
"MICE masih bisa dilaksanakan nanti dengan sistem bubble di mana sudah ada penyelenggara yang menjamin. Kalau sudah tidak ada ledakan lagi kita akan mencapai target ini," terang dia.
Simak Video 'Jokowi Tunjuk Hadi Tjahjanto Jadi Komandan Lapangan MotoGP Mandalika':
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!