Konflik Rusia-Ukraina, WNI di 3 Negara Diminta Segera Lapor Diri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Konflik Rusia-Ukraina, WNI di 3 Negara Diminta Segera Lapor Diri

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 27 Jan 2022 16:13 WIB
Pengunjung menikmati suasana gereja Kristen Ortodoks di Kiev, Ukraina (3/10/2019). Jika tidak ada tanda salib di bagian puncak kubah, bangunan ini sulit ditengarai sebagai tempat ibadah umat Kristiani bukan ?
Negara Ukraina. Foto: Getty Images/Sean Gallup
Kiev, Ukraina -

Hubungan Rusia dengan Ukraina yang tengah memanas dikhawatirkan mengancam keselamatan WNI. KBRI Ukraina mengimbau WNI rajin melaporkan kondisi.

Dilihat detikcom dari akun Instagram KBRI Ukraina @indonesiainkyiv, Kamis (27/1/2022) terdapat sebuah imbauan yang meminta Warga Negara Indonesia (WNI) untuk lapor diri.

WNI yang berada di Ukraina, Georgia, dan Armenia diimbau untuk melapor secara daring melalui http://peduliwni.kemlu.go.id/pelayanan.html.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, WNI juga dapat bergabung dalam grup WhatsApp dengan menghubungi hotline KBRI Kyiv di +380503347917.

"Lapor diri ini diperlukan untuk memantau keberadaan dan keselamatan sekaligus memastikan para WNI memperoleh informasi terbaru dari KBRI," tulis pengumuman itu.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]



Sementara itu hari ini pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah mengambil langkah untuk meminta warga negaranya meninggalkan Ukraina. AS memperingatkan kondisi berpotensi memburuk.

"Kedutaan Amerika Serikat menyerukan warga AS di Ukraina untuk mempertimbangkan pergi sekarang menggunakan opsi transportasi komersial atau pilihan transportasi pribadi lainnya yang tersedia," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Rabu (26/1/2022).

"Warga AS yang ingin meninggalkan Ukraina saat ini memiliki banyak pilihan melalui penerbangan komersial dari semua bandara internasional Ukraina," imbuh kedutaan.

Saat ini, kondisi Ukraina memang tengah terancam serangan dari Rusia. Rusia sendiri telah mengirim lebih dari 100.000 tentaranya ke perbatasan Ukraina.

Ketegangan kedua negara ini disinyalir bermula dari keinginan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyusun ulang batas-batas Eropa usai Perang Dingin. Dikutip dari New York Times, Putin ingin membangun zona keamanan yang luas dan menarik kembali Ukraina secara paksa bila diperlukan.

Berkaca dari sejarah dan budaya, Putin menganggap Ukraina merupakan bagian dari Rusia. Sebagaimana diketahui, Ukraina memang dulunya tergabung dalam Uni Soviet.

Di sisi lain, ada banyak dugaan lain yang mendorong Putin ingin menguasai Ukraina. Putin diduga ingin memperbaiki citranya dengan mengembalikan kejayaan Uni Soviet. Ia juga berharap mendapatkan dukungan para nasionalis dalam negeri di tengah kondisi ekonomi yang buruk.

Dengan mengambil Ukraina, Putin berharap dapat meningkatkan kekuatan Rusia menghadapi persaingan dengan China dan Amerika Serikat.

Namun, pengerahan pasukan ke perbatasan Ukraina diklaim sebagai upaya Rusia membela diri. Mereka ingin mengantisipasi serangan NATO yang saat ini mendukung Ukraina.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menganggap manuver Putin ini sebagai upaya untuk membuat kekacauan. Ia juga curiga akan adanya kudeta pada dirinya.

Kondisi dalam negeri Ukraina juga sebenarnya sedang tidak baik. Kondisi ekonomi yang memburuk karena COVID-19 membuat masyarakat kesal. Demo anti-pemerintah sempat terjadi di sana.




(pin/ddn)

Hide Ads