Umat hindu mulai mempersiapkan ogoh-ogoh untuk Nyepi. Di Boyolali, ogoh-ogohnya setinggi 4,5 meter.
Umat Hindu di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah membuat Ogoh-ogoh, untuk menyambut perayaan Hari Raya Nyepi Kamis (3/3/2022) mendatang atau tahun baru Saka 1944.
Ogoh-ogoh yang merupakan perlambang kejahatan itu akan dikirab saat Mecaru pada Selasa (2/3) sore, dalam rangkaian menyambut Hari Raya Nyepi. Setelah diarak Ogoh-ogoh akan dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ogoh-ogoh dibuat di Pura Bhuana Suci Saraswati di Desa Ngaru-Aru, Kecamatan Banyudono. Sudah dibuat sejak Januari 2022 lalu dan saat ini sudah selesai.
"Ogoh-ogoh itu melambangkan bhutakala, hal-hal yang jelek, tidak baik, kita buat kita wujudkan dalam Ogoh-ogoh itu," kata Woro, pemuda Hindu Banyudono, salah seorang pembuat Ogoh-ogoh itu, Sabtu (26/2/2022).
Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Desa Ngaru-aru, Heru Kuncoro, mengatakan Ogoh-ogoh tersebut tingginya sekitar 4,5 meter.
"Ogoh-ogoh ini melambangkan untuk pengusiran bhutakala. Ya harapan kami sebagai umat yang ada di wilayah Desa Ngaru-ngaru, dengan pelaksanaan ini termasuk Mecaru dan sebagainya, COVID-19 bisa segera hilang," kata Heru kepada para wartawan.
Ogoh-ogoh akan dikirab pada saat Mecaru pada Selasa (2/3) sore yang menjadi rangkaian Hari Raya Nyepi. Usai kirab, ogoh-ogoh akan dibakar di depan Pura Bhuana Suci Saraswati.
"Kalau diizinkan oleh Satgas COVID-19, kirab akan mencakup sejumlah kampung. Namun kalau tidak, ya hanya sekitar Pura saja," imbuhnya.
Kirab juga diikuti barisan obor. Kemudian di belakangnya, terdapat barisan musik tradisional atau kentongan.
Menurut dia, dibakarnya ogoh-ogoh sebagai simbol pemusnahan bhutakala. Selain simbol kejahatan, ogoh-ogoh yang dibakar merupakan kekuatan alam yang misterius. Alam yang sebenarnya bersahabat bisa berubah menjadi malapetaka bagi manusia.
Dijelaskan, ogoh-ogoh tersebut dibuat sejak Januari lalu oleh para pemuda Hindu. Pembuatan ogoh-ogoh menghabiskan dana Rp 6 juta.
"Upacara (rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi) ini adalah termasuk upacara yang hubungannya dengan alam semesta. Mudah-mudahan alam semesta kita adakan upacara dan sebagainya, sehngga alam semesta bisa damai dan harmonis dengan manusia," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum