Penerbangan Indonesia mulai bangkit. Perusahaan Airbus untuk Asia-Pasifik kembali menegaskan komitmen Airbus untuk Indonesia.
Airbus President for Asia-Pacific, Anand Stanley, mengatakan bahwa Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi seluruh bisnis pesawat komersial, pertahanan, luar angkasa, dan helikopter Airbus.
Saat ini ada 150 pesawat Airbus di armada maskapai penerbangan di Indonesia, dengan 210 lainnya masih dalam pesanan untuk pengiriman di masa mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga A320 merupakan andalan armada pesawat lorong tunggal di Indonesia. Sejumlah maskapai yang mengoperasikannya yaitu oleh Batik Air, Citilink, Indonesia AirAsia, Garuda Indonesia, Lion Air, Super Air Jet dan TransNusa Air Services. Dalam jumpa pers tersebut, Anand Stanley juga mengonfirmasi bahwa Pelita Air akan menjadi operator baru A320 pada pertengahan tahun ini.
Bersama Garuda Indonesia dan Lion Air, Airbus menyediakan layanan yang terbukti handal dan terpercaya baik di rute domestik maupun internasional. Di Lion Air, pesawat Airbus yang ada termasuk generasi terbaru A330neo yang menawarkan pengurangan konsumsi bahan bakar yang signifikan, hingga sekitar 25 persen, dan pengurangan serupa dalam emisi karbon.
"Kami percaya akan ada permintaan yang kuat untuk pesawat A330neo seiring dengan meningkatnya kembali minat untuk perjalanan udara," tambahnya. "Ini terutama berlaku di kawasan Asia-Pasifik, di mana penerbangan jarak jauh adalah elemen penting dari sistem transportasi udara dan dalam banyak kasus penerbangan merupakan alternatif satu-satunya," ucapnya dalam rilis.
Armada Airbus di Indonesia mengoperasikan pesawat dengan berbagai kegunaan termasuk untuk transportasi, utilitas, evakuasi medis dan operasi kemanusiaan. Selain itu, helikopter dalam berbagai ukuran juga dioperasikan oleh organisasi swasta dan pemerintah.
"Kami juga bangga karena telah mengumumkan baru-baru ini bahwa Indonesia juga telah memesan dua pesawat A400M generasi terbaru kami, dengan empat pesawat tambahan sebagai opsi. TNI akan menjadi operator ke-10 pesawat ini dan versi yang dipesan oleh Indonesia akan dikirimkan dalam konfigurasi tanker dan transportasi multi-peran, yang akan memungkinkan TNI untuk menggunakan pesawat dalam berbagai misi termasuk transportasi pasukan, operasi pencarian dan penyelamatan dan pengisian bahan bakar di udara," tambahnya.
Ada sejumlah program dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam menjaga kemitraan ini. Sebut saja perakitan transportasi militer di dalam negeri serta penyediaan berbagai jenis pesawat komersial, helikopter dan transportasi militer.
PTDI juga terlibat dalam pembuatan empennage ekor dan panel badan pesawat belakang C295, serta badan pesawat utama dan tailboom untuk helikopter H225 yang populer. Ini termasuk produksi suku cadang untuk A320 lorong tunggal yang terlaris dan A350 jarak jauh generasi baru.
"Industri penerbangan Indonesia mempekerjakan 4,2 juta tenaga kerja dan memberikan kontribusi nilai tambah bruto sebesar $24 miliar kepada PDB. Kami bangga dapat memainkan peran dalam industri penting di negara ini dan kami berharap dapat memperkuat kemitraan kami dan memberikan dukungan terbaik bagi operator di berbagai segmen pasar," katanya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol