Momen mudik Lebaran 2022 dimanfaatkan para porter Stasiun Gambir untuk menuai lebih banyak cuan. Pendapatan mereka meningkat meski harus rela tak mudik.
Jika traveler naik kereta api dari Stasiun Gambir, pasti sudah tidak asing dengan sosok porter yang siap membantu penumpang membawakan barang bawaan mereka. Porter di Stasiun Gambir sendiri jumlahnya banyak, bisa mencapai 300 orang. Mereka tersebar mulai dari pintu masuk hingga peron kereta.
Periode libur dan cuti bersama Lebaran 2022 ini menjadi momen berharga buat mereka. Betapa tidak, setelah selama dua tahun pemerintah membatasi mudik, tahun ini masyarakat boleh bebas pulang kampung dan kereta api menjadi moda transportasi yang tinggi peminat. Tak ayal, para porter pun memanfaatkannya dengan lebih giat bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya Ena Sudiana, porter asal Sukabumi ini rela hanya sehari merayakan Lebaran bersama keluarga dan langsung kembali bekerja. Ia mengatakan, selama periode mudik, ia mendapatkan upah terbesar hingga Rp 200 ribu.
Tak jauh beda dengan Ena, porter lainnya bernama Pandi juga merasakan kenaikan pendapatan. Ia mengatakan dalam sehari bisa mendapatkan upah hingga Rp 200 ribu. Padahal biasanya mendapatkan Rp 100 ribu saja susah.
Baca juga: Mudik Naik Kereta Api, Ini Syarat Terbarunya |
"Sebenarnya tidak tentu (pendapatan), rezeki sudah diatur. Tapi ini ada peningkatan karena kereta yang berangkat banyak, tiket kereta ludes. Tidak seperti kemarin-kemarin kan pas-pasan (pendapatan)," ujarnya.
Pandi yang sudah bekerja sebagai porter sejak 1989 itu menceritakan pandemi COVID-19 menjadi masa yang sulit baginya. Apalagi porter di Stasiun Gambir hanya mengandalkan pemasukan dari upah yang diberikan penumpang secara sukarela.
![]() |
"Kadang kalau penumpang kasihan, mereka ngasih lebih banyak," kata dia.
Untuk Lebaran, para porter juga tidak mendapatkan THR. Maka satu-satunya jalan untuk meraup cuan adalah memanfaatkan masa mudik meskipun mereka sendiri harus rela tak mudik.
"Kalau saya asal Cirebon, tidak mudik. Di sini sebagian mudik, sebagian nggak. Karena asalnya juga campur-campur, ada dari Sukabumi, Cirebon, Solo, Semarang," ujarnya.
Pandi yang sehari-hari bekerja mulai pukul 8 pagi hingga 8 pagi keesokan harinya itu berharap Indonesia dapat benar-benar pulih dari COVID-19. Dengan minimnya mobilitas, porter seperti dirinya juga kesulitan mendapatkan uang.
"Mudah-mudahan lancar ya. Nggak ada gangguan lagi. Jangan ada COVID-19 lagi karena ganggu orang-orang usaha," tuturnya.
Simak juga '600 Personel Gabungan Diterjunkan Jaga Keamanan di Ragunan':
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia