Setiap daerah memiliki kosakata dan dialek masing-masing, tak terkecuali Bali. Berikut kosakata yang kerap muncul dalam percakapan warga Bali.
Kosakata Bali sangat dinamis. Sering kali muncul dan berkembang diksi-diksi baru dalam percakapan sehari-hari warga Bali.
Sebut saja di antaranya kata nok, khe, ci, dan lainnya. Orang Bali juga kerap menyisipkan beberapa kosakata tersebut ketika berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. So, aksen suara orang Bali terdengar unik dan khas, termasuk ketika berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
Nah, inilah 10 kosakata populer orang Bali yang sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari seperti dirangkum detikBali:
1. Nok
Kata "nok" sebenarnya tak bermakna apa-apa. Kata nok sering diselipkan dalam beberapa ungkapan oleh orang Bali. Kata nok sepertinya sulit ditemukan dalam padanan bahasa Indonesianya karena lebih sebagai dialek atau aksen khas orang Bali.
Misalnya: Ngantuk banget, nok. Lelah banget, nok. Senang banget, nok. dan sebagainya, dan sebagainya.
2. Khe
Kata khe atau sering pula ditulis qe berkembang di Kota Denpasar. Anak-anak muda biasanya menggunakan istilah tersebut dalam percakapan sehari-hari.
Tidak diketahui pasti sejak kapan kata ini digunakan karena tidak masuk ke dalam kosa kata bahasa Bali. Qe atau khe boleh disebut sebagai kata gaul sekaligus simbol keakraban anak-anak muda Denpasar.
Khe atau qe berarti kamu. Misalnya: Di mana khe? (artinya: di mana kamu?)
3. Chi atau Ci atau Cai
Chi atau ci atau cai dalam bahasa Bali kepara berarti kamu. Kata ini biasa digunakan untuk sesama teman sebagai simbol keakraban.
Namun demikian, ada kalanya kata chi juga digunakan di akhir kalimat ketika hendak menekankan sesuatu.
Misalnya: "Aku heran banget, chi." Dalam kalimat tersebut, kata chi bukan bermaksud kamu, melainkan hanya semacam penegasan yang sebenarnya tak mengandung makna apa-apa.
Contoh lainnya: "Tadi malam aku begadang, chi." "Kasian banget orang itu, chi.". dan seterusnya, dan seterusnya.
4. Cang
Kata cang juga merupakan bahasa Bali kepara yang digunakan saat percakapan sesama teman sebagai bentuk keakraban. Cang, dalam bahasa Indonesia berarti saya.
Cang, dalam bahasa Bali halus disebut tiyang. Cang tidak tepat digunakan saat bercakap dengan orang yang lebih tua karena terkesan kurang sopan. Sehingga, yang lebih tepat digunakan saat berhadapan dengan orang tua adalah kata tiyang.
Contoh kalimat bahasa Bali dengan kata cang: "Depang cang kene!" artinya "Biarin saya begini!"
5. Mimih
Mimih juga menjadi kata yang sering diungkapkan oleh orang Bali. Mimih mengacu pada ungkapan atas perasaan heran. Kata mimih barangkali tak bermakna apa-apa karena merupakan seruan semata.
Misalnya: Mimih.... Sampai segitunya.
Simak Video "Melihat Antusiasme Ratusan Pelajar Peringati Bulan Bahasa Bali"
(fem/fem)