Ini Lho Alasan Warga Bali Bunyikan Klakson Saat Lewati Tempat Sakral

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Lho Alasan Warga Bali Bunyikan Klakson Saat Lewati Tempat Sakral

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikTravel
Rabu, 13 Jul 2022 12:54 WIB
Toyota Cross Hybrid di Tamblingan Bali
Ilustrasi tempat sakral di Bali (Rachman_punyaFOTO)
Denpasar -

Warga Bali memiliki kebiasaan membunyikan klakson kendaraan setiap melintasi tempat sakral. Rupanya, berkaitan dengan konsep rwa bhineda.

Orang Bali percaya selain alam nyata (sekala), ada pula alam lain tak kasat mata atau niskala yang perlu dihormati keberadaannya.

Praktisi spiritual Jro Mangku Gde Made Bayu (47) menuturkan asal usul membunyikan klakson ketika melewati pura atau lokasi yang dianggap sakral. Menurutnya, membunyikan klakson di tempat tertentu adalah sebagai ungkapan permisi bahwa seseorang akan melintas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu karena kepercayaan turun-temurun yang percaya bahwa ada makhluk yang tidak kasat mata yang berdampingan dengan kita. Banyak tempat-tempat atau kejadian-kejadian yang membuat roh-roh itu berada di sekitar areal tersebut," kata pria yang juga Wakil Ketua Organisasi Keparanormalan Indonesia.

Jro Bayu menyebut menghormati keberadaan alam tak kasat mata tersebut bukan bermaksud untuk menyembah makhluk-makhluk halus. Melainkan, hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap keberadaan mereka.

ADVERTISEMENT

"Jadi, jangan kita pernah merasa bahwa kita ini hidup sendiri di alam ini. Kita harus memahami bahwa ada mahluk-mahluk yang patut kita hormati. Di sini kita bukan menyembah beliau atau mahluk yang seperti itu tapi, lebih kepada menghormati keberadaan mereka," ujar pria asal Klungkung, Bali ini.

"Jadi, kita mengklakson sebenarnya memberitahu atau meminta izin bahwa kita mau lewat," dia menambahkan.

Berangkat dari hal itulah kebiasaan mengklakson hingga kini menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat Bali. Menurutnya, seseorang yang tidak mengklakson atau mengucapkan permisi bukanlah hal yang salah.

Pakemnya, seseorang yang tidak paham atau tidak tahu tentang hal tersebut tidak dapat disalahkan. Berbeda halnya ketika seseorang sudah paham, tetapi justru tidak melaksanakannya. Ia menyebut sikap menantang bisa saja berujung celaka.

"Itu berbahaya. Apalagi ada yang sudah tahu tentang hal itu tapi dia tidak percaya dan menantang, itu jauh lebih berbahaya. Biasanya ada peringatan, contohnya kendaraannya mati tiba-tiba dan terjadinya di tempat-tempat angker dan pada jam-jam tertentu, yakni jam yang tidak jelas atau sandi kala, sekitar jam 6 sore, 12 siang, dan menjelang matahari terbit," kata dia.

Ya, masyarakat Bali memiliki kebiasaan membunyikan klakson kendaraan ketika melintasi jalan atau tempat yang dianggap sakral. Tak heran, terdengar bunyi klakson seolah bersahut-sahutan ketika melewati pura ataupun jembatan tertentu.

Orang Bali umumnya melakukan kebiasaan membunyikan klakson tersebut karena mengikuti kebiasaan orang tuanya. Tak hanya membunyikan klakson, orang Bali juga sembari mengucap: tiang nyelang margi (permisi, mohon izin saya hendak lewat).




(fem/fem)

Hide Ads