Sistem manajemen Wildlife Komodo yang mengatur pembatasan wisatawan dan kontribusi untuk konservasi di Taman Nasional Komodo (TNK) resmi diluncurkan.
Wildlife Komodo adalah sistem registrasi dan reservasi online yang akan digunakan wisatawan di Taman Nasional Komodo (TNK). Sistem ini terintegrasi ke dalam aplikasi Inisa milik pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di dalam sistem Wildlife Komodo ini, nantinya semua aktivitas wisatawan akan tercatat dan terdata secara online. Wisatawan juga bisa mengatur sendiri rencana perjalanan mereka melalui aplikasi Inisa, meliputi kedatangan, tiket masuk dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem kami, kami namakan Wildlife Komodo yang mana ada kontribusi konservasi di sana. Komponen kontribusi ini ada 4 secara garis besar. Ada PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), program konservasi, fasilitas-fasilitas bagi kontributor dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," terang Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo, Carolina Noge di Komodo Ballroom, Loccal Collection Hotel, Labuan Bajo, Jumat (29/7/2022).
Yang dimaksud kontribusi konservasi oleh Caroline adalah uang sebesar Rp 3,75 juta yang dibayarkan oleh wisatawan ketika hendak berwisata di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, khususnya pulau Komodo, Rinca dan perairan di sekitarnya.
Nantinya, kontribusi konservasi sebesar Rp 3,75 juta itu dibagi-bagi lagi menjadi PNBP, PAD, kemudian program konservasi untuk Taman Nasional Komodo, serta fasilitas yang bisa dinikmati wisatawan.
Melalui aplikasi Inisa dan Wildlife Komodo, wisatawan yang liburan ke Taman Nasional Komodo (TNK) juga bisa melakukan reservasi kunjungan mereka ke Pulau Komodo, Pulau Padar dan perairan di sekitarnya, termasuk juga aktivitas yang akan dilakukan wisatawan selama liburan di sana, meliputi snorkeling dan diving.
Nantinya semua aktivitas wisatawan akan tercatat dalam sistem dan juga sesuai dengan kuota yang sudah ditentukan di hari tersebut.
Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi berharap dengan adanya pembatasan, maupun aplikasi, serta digitalisasi ini ekosistem seluruh ekosistem di zona yang telah ditetapkan itu harus survive dan berkelanjutan, serta memberi dampak bagi masyarakat.
"Yang kedua, tentu harapannya dengan ditetapkan kebijakan ini, harus memberi dampak baik itu perekonomian rakyat maupun kepada pelaku pariwisata," ujar Endi.
Selama acara Grand Launching Wildlife Komodo berlangsung, warga setempat sempat melangsungkan aksi demo untuk menentang pelaksanaan kebijakan tersebut. Namun situasi bisa terkendali oleh petugas kepolisian yang berjaga di lokasi acara.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol