Buat traveler wanita yang sedang datang bulan, jangan sekali-sekali ingin berjumpa dengan Komodo. Akibatnya bisa sangat fatal. Ingat ya!
Sebelum mulai trekking menjelajahi keeksotisan Taman Nasional Komodo, biasanya Naturalist Guide yang akan menemani rombongan kalian akan menyampaikan beberapa penjelasan. Tak cuma itu, biasanya sang guide akan menanyakan satu pertanyaan sangat penting yang harus dijawab dengan jujur oleh traveler.
"Di sini ada yang lagi dapet? Mens? Datang bulan?" tanya Haryono Abdullah, Naturalist Guide kami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam rombongan kami sendiri ada beberapa orang wanita. Beruntung mereka semua sedang tidak ada halangan. Pertanyaan ini penting untuk dijawab dengan jujur karena akibatnya bisa sangat fatal.
Pak Yono, begitu guide kami akrab di sapa, menceritakan pengalamannya saat memandu turis dari luar negeri yang tidak akan dia lupakan. Saat itu, dia bertugas memandu tamu turis bule yang terdiri dari beberapa orang pria dan wanita.
Sebelum mulai trekking, turis-turis bule ini sudah dibriefing dan ditanyakan pertanyaan yang sama. Cewek-cewek pun bilang, mereka tidak ada yang sedang menstruasi.
Namun ketika sedang trekking, rombongan yang dipandu Pak Yono berjumpa dengan Komodo. Tidak seperti biasanya, Komodo ini tiba-tiba jadi sangat agresif. Pak Yono sampai kewalahan harus menghalau Komodo itu supaya tidak sampai menyerang turis-turis itu.
Usut punya usut, ternyata ada salah satu wanita di dalam rombongan itu yang sedang datang bulan, tapi mengaku sebaliknya. Inilah yang tidak boleh ditiru oleh turis lain!
"Ternyata dia bohong. Ada satu yang mens, tapi bilang nggak mens," kata Pak Yono.
Pak Yono menyebut penciuman Komodo sangat tajam. Dia bisa mencium bau darah hingga radius 5 kilometer. Itulah sebabnya wanita yang sedang haid sebaiknya tidak ikut dalam rombongan trekking karena akibatnya bisa sangat berbahaya.
Komodo adalah hewan yang sangat berbahaya. Air liurnya beracun dan mengandung 62 jenis bakteri. Begitu mencium aroma darah, komodo akan jadi bertambah agresif. Tentu traveler tidak ingin digigit oleh reptil purba yang sudah ada sejak jutaan tahun silam ini kan?
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol