Sebelumnya, Surabaya mengikuti tren CFW dengan mengadakan Tunjungan Fashion Week. Kini pemerintah memfasilitasinya agar fashion show ini diadakan secara rutin.
Ketika fenomena Citayam Fashion Week (CFW) merebak ke berbagai kota, Surabaya jadi salah satu kota yang mengikutinya. Saat itu kegiatan ini dilakukan di Jalan Tunjungan dan disebut dengan Tunjungan Fashion Week.
Kegiatan tersebut sempat menghebohkan masyarakat sekitar. Bahkan dibubarkan karena menimbulkan kemacetan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini fashion show jalanan itu tetap berjalan dan sudah tak lagi diadakan di jalanan. Masyarakat dapat menemukan kegiatan fashion show ini di Balai Pemuda.
Untuk mengakomodasi kegiatan ini, Balai Pemuda dipasangi dengan red carpet sepanjang 40 meter. Area catwalk dengan red carpet ini ada dua di titik, yaitu di sisi barat (utama) dan selatan.
Karena sudah berpindah, namanya tak lagi Tunjungan Fashion Week, tapi berubah menjadi Mejeng Nang Suroboyo. Berbeda dengan sebelumnya yang membebaskan siapapun untuk berpartisipasi, dalam kegiatan ini mereka yang ingin ikut akan diseleksi terlebih dahulu.
Ada 125 peserta terpilih yang dapat berjalan di atas red carpet. Menurut Penyelenggara dan juga Ketua Umum Cak dan Ning Surabaya Sereza Buana Febrian, seleksi dilakukan sesuai arahan Walikota agar mode-mode yang ditampilkan tetap sesuai norma.
"125 peserta, sekarang disaring. Gak semua orang. Kita harus saring, seperti yang di-notice Pak Wali, yang sesuai dengan norma. Warga biasa juga ikut. Ini mewadahi yang di Tunjungan Romansa dialihkan ke sini. Semoga benar-benar ngefek," kata Sereza, Sabtu (6/8/2022) seperti dikutip detikJatim.
Fashion show Mejeng Nang Suroboyo ini terbagi ke dalam tiga sesi. Setiap sesinya berlangsung selama 1,5 jam. Sesi pertama dimulai pada pukul 16.45 WIB di sisi selatan Balai Pemuda.
![]() |
Sareza menjelaskan bahwa peserta fashion show Mejeng Nang Suroboyo berasal berbagai kalangan. Mulai dari warga, agensi model, UMKM, hingga OPD Pemkot Surabaya.
"Ada agensi model, beberapa dari dinas koperasi dan perdagangan, UMKM terkait dengan fashion yang dibina pemkot ada, lalu ada juga desainer yang bergeraknya sudah tingkat internasional," ujarnya.
Mejeng Nang Suroboyo ini rencananya akan dilakukan rutin satu bulan sekali. Tak hanya di Balai Pemuda, nantinya akan ada street fashion show di lokasi yang berbeda-beda.
"Kita mengambil beberapa spot yang ada di Kota Surabaya, salah satunya bidang pariwisata," ujarnya.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dengan minat fesyen dan mode dapat terfasilitasi tanpa harus mengganggu ketertiban umum dan lalu lintas.
Artikel ini telah tayang di detikJatim.
(ysn/ysn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!