Kawasan Kota Tua selalu diramaikan oleh keberadaan para penyewa onthel dan manusia silver berkostum. Ini kata mereka mengenai revitalisasi yang dilakukan.
Revitalisasi Kota Tua dilakukan dengan memperbanyak dan memperlebar trotoar hingga mempermudah akses transportasi umum. Pengerjaannya telah dilakukan selama beberapa bulan dan kini revitalisasi tersebut hampir selesai.
Selama proses pengerjaan tersebut, mereka yang mencari nafkah di kawasan Kota Tua sempat terdampak. Menurut Ketua Seni Karakter Kota Tua (SKKT) Eko, Kota Tua kadang sangat sepi pengunjung selama proses pengerjaan proyek revitalisasi tersebut berjalan. Menurutnya hal ini disebabkan oleh kondisi Kota Tua yang tidak kondusif sehingga masyarakat enggan berkunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah oke, bagus. Cuma kalo saya bilang saat proses penataannya terkesan terburu-buru. Maksudnya bukan buru-buru, cuma jadwalnya kadang sering berbenturan. Pernah kan kadang-kadang jadi sangat sepi sekali. Karena orang lihat Kota Tua crowded banget, jalur ke mana-mana ditutup. Ini ga boleh, itu ga boleh, parkir di mana. Terus berbarengan (pengerjaannya)," kata Eko saat berbincang bersama tim detikTravel, Jumat (26/8/2022).
![]() |
Meski begitu, ia dan komunitas SKKT yang menaungi manusia silver serta cosplay di Kota Tua itu mendukung segala perbaikan yang dilakukan. Ia berpendapat bahwa revitalisasi yang dilakukan sudah baik dan mendukung kemajuan Kota Tua.
"Kalo saya sih dari revitalisasi ini, dari jalurnya sudah benar, sudah okelah. Untuk kemajuan Kota Tua sebagai salah satu destinasi wisata," kata Eko.
Namun ia juga berharap agar tak hanya fasilitas yang diperhatikan. Mereka yang meramaikan Kota Tua juga ikut menjadi bagian yang dilestarikan. Terlebih mereka telah hadir sejak lama, jauh sebelum Kota Tua tertata seperti sekarang.
"Yang lebih utama lagi, harapan saya ya kami-kami ini dengan adanya revitalisasi ini jangan dikesampingkan. Sebelum Kota Tua begini, kami sudah hadir. Onthel terutama yang pertama. Itu sebelum Kota Tua tertata rapi. Waktu di depan itu masih terminal, kami sudah ada di sini," ujar Eko.
![]() |
Ia juga menambahkan bahwa saat dulu Kota Tua belum tertata dan belum diperhatikan, mereka telah ada. Mereka telah hadir untuk memperindah Kota Tua. Untuk menambah seni yang tampil di Kota Tua.
Oleh karena itu, Eko berharap agar kelompoknya tak dilupakan. Semua pelaku usaha dan seni, mulai dari penyewa onthel, manusia patung dan cosplay, hingga seniman musik tetap mendapat tempat.
"Kami mendukung apapun demi kemajuan Kota Tua sebagai destinasi wisata yang lebih baik. Namun di sisi lain juga jangan lupakan kami. Kami siap ikut, kami siap mengikuti apa yang disampaikan pihak-pihak terkait," ujarnya.
(ysn/ysn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum