Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Selasa, 30 Agu 2022 16:14 WIB

TRAVEL NEWS

Populasi Suku Polahi di Gorontalo Sulit Didata Karena Sering Kawin Incest

Tin detikSulsel
detikTravel
Dua orang warga Suku Polahi Tuuli Palowa yang biasa disapa Bakiki (kanan) bersama istrinya, Nakiki Palowa (kiri) duduk di rumahnya di Dusun Tumba, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat (17/6/2022). Polahi (pelarian) merupakan sebutan bagi warga yang konon melarikan diri saat jaman penjajahan Belanda ke daerah pegunungan dan hidup di tengah hutan. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Foto: Warga suku Polahi di Gorontalo (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Gorontalo -

Jumlah populasi suku Polahi di Gorontalo sampai saat ini masih sulit untuk didata. Penyebabnya, karena masih terjadi fenomena kawin sedarah alias Incest di sana.

Antropolog dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Yowan Tamu mengatakan sulit untuk mendata jumlah kepala keluarga pada suku Polahi. Hal ini diakibatkan tradisi perkawinan sedarah yang dilakukan, sehingga sulit mengetahui status kepala keluarga.

"Sebetulnya tidak bisa kita prediksi berapa kepala keluarga di situ (suku Polahi) karena kan mereka melakukan perkawinan incest. Jadi kita tidak tahu mana yang jadi kepala keluarga, mana yang anak," kata Yowan, akhir pekan lalu.

Terkait pendataan, Yowan mengatakan Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo hanya bisa mengidentifikasi berdasarkan jumlah kelompok. Adapun kelompok masyarakat Suku Polahi terbagi atas empat klaster berdasarkan wilayah.

Semakin ke dalam wilayah tinggal mereka maka semakin sedikit anggota masyarakatnya. Selain itu juga semakin primitif dan ektrem penolakan terhadap orang luar.

"Jadi ada nama-namanya. Itu klasternya ada yang disebut sebagai kelompok 9, kelompok 18, kelompok 21, dan kelompok 70. Jadi kalau kelompok 9 itu mereka ada 9 orang di situ. Kelompok 18 mereka 18 keluarga. Kelompok 21 ada 21 keluarga. Jadi nama-nama kelompok gitu. Kalau itu yang diidentifikasi oleh Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo ya," terangnya.

Yowan mengatakan kelompok besar terdapat di wilayah kaki gunung dan mulai beradaptasi dengan masyarakat, seperti menggunakan baju yang layak dan mulai berdagang. Namun kelompok terkecil merupakan yang paling ekstrem dan tinggal di wilayah terdalam.

"Semakin sedikit itu semakin ekstrem, kelompok 9, itu tidak ada orang berani tembus ke sana," kata Yowan.

Suku Polahi dikenal sangat tertutup dari dunia luar. Untuk bisa mengunjungi masyarakat dari suku Polahi harus menggunakan pemandu yang sudah diterima oleh mereka.


----

Artikel ini telah naik di detikSulsel dan bisa dibaca selengkapnya di sini.



Simak Video "Anggota Staf Spripim Polda Gorontalo Ditemukan Tewas Tertembak di Mobil"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA