Alarm! 5 Poin Teguran Jokowi untuk Imigrasi

Femi Diah - detikTravel
Senin, 12 Sep 2022 11:26 WIB
Kantor Ditjen Imigrasi (dok Imigrasi)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai pelayanan Imigrasi terlalu lamban. Sampai-sampai kinerja dikeluhkan investor dan turis asing.

Teguran kepada Imigrasi itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam Rapat Kabinet Terbatas (Ratas) terkait Visa on Arrival (VoA) dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) di Istana Merdeka, Jakarta melalui video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (10/92022).

Presiden Jokowi meminta Imigrasi berbenah dalam melayani. Itu agar Indonesia dapat lebih mudah untuk meningkatkan arus investasi dan meningkatkan jumlah wisatawan asing.

Jokowi juga menyotohkan sederet negara lain yang memberikan kemudahan dalam pemberian visa dan KITAS bagi investor dan turis. Menurut dia, dalam pemberian visa dan KITAS kepada investor serta turis, perlu dilihat pula aspek-aspek lainnya.

Berikut sederet pernyataan Presiden Jokowi soal layanan imigrasi di Indonesia:

1. Kinerja Imigrasi Dikeluhkan Investor dan Turis

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut layanan Imigrasi dikeluhkan bukan hanya oleh investor, tetapi juga turis. Untuk turis berkaitan dengan Visa on Arrival, warga asing yang bekerja di Indonesia juga kerap menyebut sulit untuk mendapatkan KITAS atau kartu izin tinggal terbatas.

"Jadi yang kita lihat dan disampaikan ke saya, banyak, baik dari investor, baik mengenai turis, baik mengenai orang yang ingin dapat KITAS izin tinggal, auranya yang saya rasakan itu, imigrasi ini masih mengatur dan mengontrol. Sehingga apa? Akhirnya apa? Menyulitkan," ujar Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu 10 September 2022.

Jokowi kemudian menyontohkan sejumlah negara lain yang memberikan kemudahan dalam pemberian visa dan KITAS kepada investor dan turis. Menurut dia, dalam pemberian visa dan KITAS kepada investor serta turis, perlu dilihat pula aspek-aspek lainnya.

"Kalau dia investor, investasinya berapa sih? Dia lihat, negara itu pasti lihat. Dia membuka lapangan kerja berapa ribu orang sih? Atau memberikan kontribusi terhadap ekonomi kita berapa sih? Orientasinya mesti harus ke sana. Atau meningkatkan ekspor berapa sih?" tutur Jokowi.

2. Palayanan Imigrasi di Tahap Memalukan

Presiden Jokowi menilai Imigrasi kerap menyulitkan tenaga kerja asing yang membutuhkan Kitas. Begitu pula dengan turis yang membutuhkan visa on arrival.

Saking berulangnya kasus, sampai-sampai Jokowi merasa malu.

"Saya terus terang dapat suara-suara seperti itu, sudah malu juga," ujar Presiden Jokowi.

3. Tuntut Layanan Imigrasi Diubah Total

Presiden Jokowi meminta adanya perubahan dalam layanan imigrasi. Itu agar arus investasi menjadi lebih baik dan jumlah wisatawan asing meningkat.

"Sehingga apa? Akhirnya apa? Menyulitkan. Ini yang diubah total, harus. Yang seharusnya auranya adalah memudahkan dan melayani, harus berubah total. Kalau kita ingin investasi datang, turis datang, harus diubah," ujar Jokowi.

4. Mudahkan Layanan untuk Menarik Investor

Presiden Jokowi menyatakan seharusnya pemberian visa atau KITAS kepada para investor asing perlu menimbang besarnya nilai investasi, jumlah lapangan kerja yang terbuka, hingga kontribusi terhadap ekonomi maupun peningkatan ekspor.

Jokowi mencontohkan sejumlah negara yang mempermudah visa dan izin tinggal bagi warga negara asing dengan kemampuan ekonomi maupun keahlian khusus.

"Jadi, orang diberikan, baik itu yang namanya visa, yang namanya kitas-kalau kita ya-mereka melihat itu. Kalau dia investor, investasinya berapa, sih? Dia lihat, negara itu pasti lihat. Dia membuka lapangan kerja berapa ribu orang, sih? Atau memberikan kontribusi terhadap ekonomi kita berapa, sih? Orientasinya mesti harus ke sana, atau meningkatkan ekspor berapa, sih?" beber Jokowi.

5. Ubah Cara Kerja Lama, Kalau Perlu Rombak

Presiden Jokowi meminta agar Imigrasi merubah cara kerja yang masih memakai gaya lama. Dia menginstruksikan agar Imigrasi meninggalkan gaya-gaya lama dalam melayani investor maupun turis. Sehingga, Indonesia bisa menarik di mata investor dan turis asing.

"Oleh sebab itu, saya cek ini kenapa kita menjadi tidak menarik? Salah satunya, bukan salah satunya, yang paling gede kontribusinya, yaitu urusan imigrasi kita yang memang masih gaya lama. Ini yang begini-begini ini bermanfaat sekali bagi rakyat kita," ucap Jokowi.

Dia meminta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengganti Dirjen Imigrasi apabila tak mampu melakukan perubahan dalam sistem kerja.

"Kita harus mulai betul-betul, Pak Menteri, mengubah ini, Pak. Ganti itu kalau kira-kira memang enggak punya kemampuan untuk reform seperti itu, ganti semuanya dari dirjen sampai ke bawahnya ganti. Enggak akan berubah, kalau ndak, enggak akan berubah kita," pungkas Jokowi.



Simak Video "Video: Kuasa Hukum Sayangkan Laporan Ijazah Palsu Jokowi Disebut Settingan"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork