Berdamai dengan Covid-19 jadi pilihan agar pariwisata terus maju. Sudah hampir berlalu, hotel The Westin Jakarta melihat peningkatan untuk terus maju.
Beralamat di jalan H.R Rasuna Said, No.Kav C-22A, The Westin Jakarta jadi salah satu hotel yang ikut terdampak pandemi. Hotel bintang 5 ini tidak tutup sepenuhnya.
"Kami tidak tutup sepenuhnya, hanya menutup sebagian kamar," kata Samit Ganguly, General Manager The Westin Jakarta, pada detikTravel.
Di masa-masa itu, yang menginap di sana kebanyakan adalah ekspatriat alias warga negara asing yang bekerja di Indonesia. Mereka tinggal di hotel bukan cuma sebulan dua bulan, tapi lebih sampai dua tahun.
"Ya, ada dua sampai tiga tamu yang menginap sampai 2 tahun. Mereka orang Eropa yang melakukan e-commerce bisnis yang mana sangat dibutuhkan di masa pandemi," dia menjelaskan.
Saat tercekik dengan pandemi, banyak hotel yang mulai menurunkan harga untuk menjual kamar. Tapi tidak dengan The Westin Jakarta.
"Tidak, kami tidak memotong harga. Tapi kami menawarkan paket kamar yang berbeda. Mulai dari paket kamar dengan sarapan, sampai dinner package. Kami juga menyediakan layanan sarapan di kamar, karena saat pandemi tidak boleh ada kerumunan," kata dia.
Hari demi hari berlalu, sampai akhirnya perbatasan mulai dilonggarkan dan bisnis kembali berjalan. Hotel tertinggi di Indonesia ini pun mulai ramai kembali.
"Saya melihat ada peningkatan sejak tahun lalu, sekitar setelah gelombang pandemi ketiga," dia mengungkapkan.
Bulan Agustus sampai September di tahun lalu adalah peningkatan tertinggi. Peningkatan terjadi dari 75 sampai 80 persen.
Sebelumnya, hotel ini memiliki target kunjungan sekitar 65-70 persen. Melihat adanya peningkatan, manajemen percaya diri menaikkan target menjadi 75-80 persen.
"Kami membuka diri untuk siapa pun di sini. Tak hanya pebisnis, tapi juga milenial sampai baby boomer," kata dia.
Simak Video "Video: Pramono soal Hotel Harus Bernuansa Betawi 2 Bulan dalam Setahun"
(bnl/fem)