Gunung Bromo bukan sekadar tempat wisata. Bagi masyarakat Tengger, Gunung Bromo merupakan tempat sakral terkait nenek moyang mereka.
Kisah kesakralan Gunung Bromo dikaitkan dengan legenda Joko Seger dan Roro Anteng. Sampai saat ini, masyarakat Tengger percaya bahwa tidak seorangpun boleh melakukan hal buruk di Bromo. Apalagi di area lautan pasir dan kawah yang dikramatkan.
Menurut tokoh adat suku Tengger Probolinggo, Supoyo, kesakralan Gunung Bromo dapat terlihat dar jumlah anak tangga menuju kawah yang tak diketahui pasti jumlahnya. Setiap wisatawan yang datang ke sana dan menghitung jumlah anak tangga, hasilnya akan berbeda-beda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari detikJatim, Supoyo menjelaskan kemungkinan karena medan dan lokasi yang jauh menyebabkan wisatawan tidak fokus. Tapi ia juga mempercayai, hal tersebut sebagai bagian kesakralan Bromo.
Oleh sebab itu, Supoyo berpesan wisatawan yang datang dan naik ke kawah Bromo harus memperhatikan larangan yang ditetapkan warga Tengger Bromo. Ini termasuk larangan kencing menghadap Gunung Bromo, melempar batu ke kawah, dan mengambil barang dari sekitar Bromo untuk dibawa pulang.
Wisatawan juga harus menjaga ucapan. Lalu, hatinya harus bersih dan tidak mengucapkan kata-kata jorok atau kalimat buruk.
"Karena Gunung Bromo sakral, hindari kencing menghadap Bromo, dilarang mengambil barang di sekitar gunung untuk dibawa pulang, ditakutkan disuruh kembalikan sama leluhurnya yang menjaga Bromo. Kasihan nanti jauh-jauh datang lagi hanya untuk mengembalikan barang. Kalau hanya lihat tidak apa-apa terus kembalikan, dan jangan lempar batu ke kawah Bromo dan jaga ucapan dan hati dari kejelekan, Gunung Bromo sakral," kata Supoyo.
Senada, Ketua PHRI Probolinggo, Digdoyo Jamaludin, mengimbau wisatawan tidak melakukan hal-hal buruk di Gunung Bromo.
"Hingga kini wisata Gunung Bromo suci dan sakral, jadi jaga sikap dan jangan melakukan perbuatan jelek, untuk anak tangga setiap orang selalu berbeda menghitungnya, entah karena keajaibannya dan penuh misteri," katanya.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol