Situs Bandara-bandara di Amerika Down, Kabarnya Diserang Hacker Pro Rusia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Situs Bandara-bandara di Amerika Down, Kabarnya Diserang Hacker Pro Rusia

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 13 Okt 2022 13:40 WIB
Bandara Internasional LA pasang kamera thermal
Foto: Ilustrasi bandara Los Angeles (Otoritas Bandara Los Angeles LAWA)
Atlanta -

Situs resmi bandara-bandara di Amerika Serikat dilaporkan down. Hacker-hacker yang pro dengan Rusia mengklaim diri mereka sebagai pelakunya.

Sejumlah situs resmi bandara di Negeri Paman Sam dilaporkan tidak bisa diakses. Penyebabnya karena sedang diserang oleh sejumlah hacker yang pro terhadap oligarki Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin.

Dilansir detikTravel dari AP, Kamis (13/10/2022), sekelompok hacker yang menyebut diri mereka sebagai Killnet mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka bahkan mempublikasikan daftar target serangan mereka melalui sebuah channel Telegram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar keamanan siber menilai serangan tersebut memang bisa terlihat dengan mudah, namun serangan itu dinilai tidak terlalu berbahaya bagi operasional bandara.

"Kami mengetahui pagi ini ada situs yang down. Tim IT dan sekuriti kami sedang dalam proses menginvestigasi serangan itu," ujar Andrew Gobeil, juru bicara Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta, AS.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada dampak yang ditimbulkan akibat serangan itu kepada operasional kami," tambahnya.

Juru bicara Bandara Internasional Los Angeles, Victoria Spilabotte juga membenarkan adanya serangan siber itu. Tapi dia menjamin serangan itu tidak mempengaruhi sistem operasional mereka.

"Tidak ada sistem internal di dalam bandara yangterdampak dan tidak ada gangguan operasional di bandara," tegasSpilabotte.

Sejumlah bandara lain seperti Bandara Internasional O'Hare juga melaporkan adanya serangan siber terhadap situs resmi mereka.

John Hultquist, Vice President Mandiant, sebuah perusahaan keamanan siber, menilai serangan itu hanya berlangsung dalam periode waktu yang pendek dan biasanya 'palsu'.

"Serangan itu tidak seserius itu yang sampai membuat kita tidak tidur," tutup Hultquist.




(wsw/wsw)

Hide Ads