Warga pesisir utara Banten cuma bisa mengenang lembutnya pasir pantai putih dan laut biru di kampung mereka. Kini, semua itu berubah menjadi kawasan berlumpur.
Banyak kajian yang memprediksi wilayah utara pesisir Banten perlahan akan hilang karena digerus ombak. Salah satunya Climate Center yang mengatakan 2030 daratan bagian utara pesisir Banten akan hilang.
Namun, daratan pesisir Banten telah perlahan hilang digerus ombak. Dulu terdapat area dengan pasir putih, namun sekarang pantai di sana hilang dan berubah jadi kubangan lumpur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 90-an saya pertama pindah ke sini. Ini kawasan disebutnya pantai pasir putih karena memang pasirnya putih, lautnya masih biru, dan hampir setiap Minggu banyak pengunjung gitu," Showir Ahmad, penggiat mangrove LSM Rekonvasi Bhumi sekaligus warga Karangantu, mengisahkan.
![]() |
Pasir putih itu berubah tatkala terdapat peristiwa penutupan pelabuhan-pelabuhan di Jakarta sekitar tahun 1995. Selain itu, dimulai juga pembangunan kawasan industri di daerah Bojonegara hingga Puloampel. Perubahan makin kentara setelah dibangunnya sandaran kapal atau jeti.
Akibat kombinasi semua itu, ombak yang biasanya normal berubah menjadi kencang. Ditambah lagi dengan adanya pembangunan untuk PIK dan perizinan untuk tambak pasir pantai. Pasir-pasir yang terus disedot sehingga abrasi tidak terelakkan lagi di wilayah pesisir.
"Sekarang airnya tidak bagus lagi. Dulu saya saat pertama kali di sini airnya biru. Di sini dulunya ada Pulau Lima dan kita hampir setiap minggu itu bisa melihat lumba-lumba. Sekarang tidak bisa lagi," kata Showir.
Showir pun memperlihatkan kepada detikcom pantai pasir putih yang ia maksud. Lokasinya berada di belakang STP Karangantu. Sekarang lokasi yang dulunya pantai indah itu telah menjadi hutan mangrove dengan tanah berlumpur.
"Perubahan yang terjadi di tahun 90 sampai sekarang saya mengikuti banget. Kebetulan saya besar di sini, teman-teman saya banyak di sini," ujar dia.
![]() |
Showir amat sedih dengan perubahan alam yang terjadi. Namun dia tidak larut dalam kenangan, saat telah dewasa dia memutuskan untuk menjadi aktivis demi melindungi wilayah pesisir.
"Sedih banget sih melihat perubahan yang begitu terjadi. Namun dengan kesedihan itu, prihatin dan segala macam karena merasa keberpihakan pemerintah terhadap lingkungan itu masih kurang sehingga ya beruntung saya bisa bergabung di lembaga Konservasi Bhumi yang memang bergeraknya di situ. Kebetulan saya pernah tinggal di sini dan merasakan momen indah dulunnya," kata dia.
"Dulu masih bisa berenang dengan nikmat, dengan santai. Juga menikmati indahnya laut. Sekarang sudah habis dan tidak ada yang peduli," ujarnya.
Sebagai aktivis dan juga warga yang pernah tinggal di pesisir, Showir berharap semua pihak peduli dengan keberlangsungan pesisir.
"Mudah-mudahan pemerintah daerah, pemerintah kabupaten kota, provinsi dari pusat juga bisa fokus lah bikin program yang memang mengatasi permasalahan yang ada di pesisir pesisir. Ini pesisir selalu menjadi anak tiri, sumber dayanya diambil tapi kawasan pesisirnya, masyarakat nelayannya tidak pernah diperhatikan," kata Showir.
"Saya berharap ada program keberlanjutan dari pemerintah yang fokus menangani kegiatan di permasalahan yang ada di pesisir penanaman mangrove, terus dibangun wisatanya. Jadi, kalau nelayan tidak melaut, mereka tetap bisa beraktivitas dari wisata untuk menafkahi keluarganya. Berikan juga pembekalan tentang potensi daerahnya," kata Showir.
Sekarang wilayah yang dulunya pantai pasir putih yang selalu ramai menjadi tempat liburannya warga sekitar telah berubah menjadi kawasan penanaman mangrove. Showir menyebutkan bahwa kawasan ini sekarang menjadi salah satu lokasi yang sedang banyak ditanami mangrove oleh Rekonvasi Bhumi dan pihak lainnya.
Sayang sekali, tempat ini bukanlah tempat yang bisa diakses untuk umum. Kawasannya masuk ke dalam wilayah kampus STP Karangantu.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol