Cerita Warga Cegat Patwal Polisi yang Kawal Bus Wisata di Flyover Jogja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Warga Cegat Patwal Polisi yang Kawal Bus Wisata di Flyover Jogja

Adji G Rinepta, Tim detikJateng - detikTravel
Senin, 14 Nov 2022 18:45 WIB
Mobil patwal Polresta Jogja mengawal rombongan bus wisata yang dicegat Elanto, Minggu (13/11/2022).
Mobil patwal Polresta Jogja mengawal rombongan bus wisata yang dicegat Elanto, Minggu (13/11/2022). (Foto: dok. Twitter @joeyakarta )
Jakarta -

Media sosial diramaikan dengan postingan warga mencegat dan memprotes mobil patwal polisi yang mengawal rombongan bus wisata di Jogja. Bagaimana faktanya?

Akun Twitter @joeyakarta mengunggah sejumlah foto mobil patwal Polresta Jogja dan bus.

"Baru saja sy menghentikan & menegur keras mobil & motor patwal @polresjogja yg sdg kawal gerombolan bus wisata SMP asal Tegal saat melintas flyover Janti. Indikasi praktik koruptif dlm balut jasa pengawalan msh terus terjadi di #Jogja. Bgm janji integritas polisi? cc @kapoldaDIY

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya bertanya apa urgensi pengawalan tsb? Dijawab petugas, "Rombongan kemalaman, shg mohon dikawal keluar #Jogja."

Sebrengsek2nya tour operator & rombongan wisata, jk berintegritas, polisi hrsnya bs menolak request patwal yg dilakukan tanpa hak!

ADVERTISEMENT

Bgmn @polresjogja @PoldaJogja?," tulis akun @joeyakarta, dikutip detikJateng, Senin (14/11/2022).

Postingan itu mendapat respons dari akun @kapoldaDIY yang dalam profilnya tertulis sebagai Akun Resmi Kepala Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta "Manggala Naya Wiwarottama".

"Terimksh sebelumnya. Yg pertama, tupoksi polri menjadi pelayan masyarakat. Jd disini mengawal utk menunjukkan jalan, agar tahu kondisi jln mana saja yg bisa dilalui bus pariwisata utk menuju satu tempat ketempat wisata lainnya. Namun tetap mengikuti trafic kecuali urgent," tulis akun @kapoldaDIY, dikutip detikJateng.



Konfirmasi pemilik akun

Saat dimintai konfirmasi, pemilik akun @joeyakarta, Elanto Wijoyono, mengatakan dia sendiri yang mencegat mobil patwal Polresta Jogja yang mengawal rombongan bus wisata tersebut.

"Kemarin saya kebetulan sekitar jam 18.30 Minggu, dalam perjalanan melalui JEC, berpapasan dengan rombongan bus yang dikawal satu mobil patwal dan satu sepeda motor patwal dari Polresta Jogja," kata Elanto saat dihubungi detikJateng.

Disebutnya, ia sengaja mengejar dan menepikan rombongan patwal polisi dan bus wisata tersebut. Ia berniat bertanya ke polisi apa kepentingan dari mengawal rombongan bus wisata.

"Seperti yang sudah saya lakukan sebelumnya, inisiatif mengejar, inti tujuan menegur petugas patwal, menanyakan soal aturan dan urgensi, dengan mengejar rombongan dan berhenti di sekitar flyover Janti," jelasnya yang pernah jadi perhatian publik karena mencegat rombongan moge yang diduga melanggar lalu lintas di Jogja

"Apa urgensi dari pengawalan itu, dan petugas dari Polresta mereka menyampaikan bahwa rombongan bus yang dikawal rombongan sekolah dari wilayah Jawa Tengah, mohon pengawalan karena kebetulan sudah merasa kemalaman di jalan, mohon pengawalan sampai luar wilayah Jogja," lanjutnya.

Namun menurut Elanto, argumen polisi saat itu lemah dan dinilainya tidak ada dasar hukum bus wisata mendapat prioritas pengawalan polisi. Sempat adu argumen, lanjut Elanto, mobil dan motor patwal polisi akhirnya meninggalkan rombongan bus wisata yang sebelumnya mereka kawal itu.

"Kemudian mobil dan motor (polisi) tidak lanjutkan pengawalan, bus melanjutkan perjalanan ke arah Ringroad Maguwo, patwal kembali kantor mereka," ujarnya.

Elanto mengaku pernah melakukan hal serupa, yakni mengejar dan menepikan kendaraan patwal polisi yang mengawal rombongan wisata di Jogja.

"Sebelumnya juga peristiwa serupa, Polresta Jogja kawal rombongan PKK dari salah satu kabupaten di Sumatra, mereka sedang berhenti makan di Umbulharjo saya tanya petugasnya. Sebelumnya juga tegur patwal sedang kawal wisata salah satu BUMN di Prambanan, mempertanyakan patwal mengawal kendaraan yang tidak masuk prioritas," ungkapnya.

Menurutnya, ia melakukan aksi ini karena belum ada skema untuk publik bagaimana cara mengingatkan atau menegur patwal polisi yang diduga menyalahgunakan kewenangan.

"Yang saya lakukan sebagai salah satu upaya mengingatkan petugas, selain ada kanal lain yang saya pakai (medsos). Harapannya dari ini harusnya bisa ada komitmen integritas dari kepolisian menggunakan kewenangan untuk tidak disalahgunakan, termasuk mengawal mereka yang tidak punya hak prioritas," sebutnya.

Selain itu, Elanto juga mengimbau kepada siapa pun yang wisata atau berkunjung ke Jogja, agar menghargai pengguna jalan lain. Terutama rombongan wisata yang berkunjung pada akhir pekan.

"Ketika ke Jogja akhir pekan, jalan memang padat dampak dari ketidaksiapan Jogja menerima lonjakan minat untuk berwisata, volume lalu lintas meningkat jaringan jalan terbatas," ujarnya.

"Kepada pihak tour operator atau kelompok yang wisata, kita warga Jogja berharap mereka juga menghargai warga di Jogja, karena siapa pun yang di jalan pasti punya kepentingan masing-masing, jangan kemudian meminta diistimewakan, misal dengan pengawalan ini," imbuhnya.

Elanto melanjutkan, ia pernah mendapati bahwa pihak tour operator menawarkan jasa layanan pengawalan dalam paket mereka. Hal itu disebut Elanto berdasarkan pengakuan dari salah satu pihak tour operator.

"Saya pernah temui ketika menegur satu rombongan bus dikawal patwal sempat menyenggol mobil yang saya kendarai, dimediasi di pos lantas Sudirman Jogja. Pihak dari tour menyatakan bahwa ketika saya minta tak ada lagi patwal di Jogja, mereka bilang jika hal itu dilakukan mereka takut akan mendapat wanprestasi dari rombongan yang mereka menyewa jasa mereka, paket yang ditawarkan. Itu disampaikan sendiri oleh pihak tour operator waktu mediasi saat itu," ungkapnya.

Terpisah, Kasi Humas Polresta Jogja AKP Timbul Sasana Raharjo mengatakan secara umum pengawalan kepolisian bisa dipakai oleh siapapun. Asalkan, kata Timbul, pengawalan itu benar-benar diperlukan.

"Dengan konteks yang benar-benar diperlukan, menurut saya ini. Misal ada acara butuh pengawalan, mepet waktu, silakan. Tidak bicara uang, tidak ini, beda," kata Timbul saat dimintai konfirmasi detikJateng.

"Tapi kalau diasumsikan dengan materi, itu terserah masing-masing. Intinya tidak ada aturan harus ada biaya," imbuhnya.

Sementara itu, Dirlantas Polda DIY Kombes Alfian Nurrizal saat dimintai konfirmasi soal aturan pengawalan patwal, mengatakan ia masih ada kegiatan. Ia menjanjikan akan memberikan penjelasan setelah kegiatannya selesai.

---

Artikel telah tayang di detikJateng




(sym/sym)

Hide Ads