Gletser Dunia Meleleh, Ada Ribuan Bakteri yang Mengintai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gletser Dunia Meleleh, Ada Ribuan Bakteri yang Mengintai

bonauli - detikTravel
Senin, 21 Nov 2022 20:45 WIB
Gletser Perito Moreno
Ilustrasi gletser (Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Gletser menjadi salah satu atraksi wisata dunia yang kini mengkhawatirkan. Iklim global memanas, gletser akan meleleh!

Dilansir dari BBC, sekelompok peneliti di Universitas Aberystwyth, Wales mengadakan penelitian terkait gletser dunia yang terus meleleh.

Gletser adalah bongkahan es raksasa yang terbentuk selama ratusan atau ribuan tahun. Seiring Bumi yang memanas, gletser mencair dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan permukaan laut naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menyebabkan permukaan laut naik, gletser yang meleleh juga akan membawa dampak buruk bagi manusia. Di dalam lelehan gletser terdapat patogen yang berbahaya.

Tim di Universitas Aberystwyth memperkirakan lelehnya gletser dapat melepas lebih dari 100.000 ton mikroba, termasuk bakteri, ke lingkungan selama 80 tahun ke depan. Jumlah tersebut sebanding dengan semua sel di setiap tubuh manusia di bumi.

ADVERTISEMENT

Ahli mikrobiologi, Dr Arwyn Edwards, mengatakan penelitian tersebut untuk pertama kalinya menunjukkan dengan jelas "skala besar" mikroorganisme yang hidup di permukaan atau terkunci di dalam gletser Bumi.

"Jumlah mikroba yang dilepaskan sangat tergantung pada seberapa cepat gletser mencair, dan oleh karena itu seberapa cepat kita terus menghangatkan planet ini," katanya.

Perhitungan tim didasarkan pada skenario pemanasan 'sedang', seperti yang dikembangkan oleh IPCC, panel ahli iklim internasional.

Ini akan membuat suhu global naik rata-rata antara 2C dan 3C pada tahun 2100.

"Ketika aliran mikroba ke sungai, danau, fjord, dan laut meningkat, bisa ada dampak signifikan bagi kualitas air," Dr. Edwards menjelaskan.

Tapi dalam beberapa dekade kemudian 'keran mikroba' itu akan mati, karena gletser akan menghilang sepenuhnya.

"Secara global ada 200.000 resapan yang menerima air dari lelehan glasial dan beberapa di antaranya adalah lingkungan yang sangat sensitif, yang kurang berkembang dalam hal karbon organik dan nutrisi.

"Di tempat lain ada banyak kegiatan ekonomi dan miliaran manusia yang mata pencahariannya bergantung pada air yang pada akhirnya berasal dari gletser itu.

"Kita menganggap gletser sebagai cadangan air beku tetapi pelajaran utama dari penelitian ini adalah bahwa mereka juga merupakan ekosistem tersendiri."

Ribuan mikroorganisme yang berbeda ditemukan hidup di permukaan gletser, atau tersimpan di dalamnya, beberapa di antaranya yang mungkin berbahaya bagi manusia.

"Risikonya mungkin sangat kecil, tetapi ini membutuhkan asesmen yang cermat," kata Dr. Edwards.

Ahli glasiologi Dr Tristram Irvine-Fynn mengatakan dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

"selama beberapa dekade mendatang, ramalan 'peak water' (berkurangnya ketersediaan air) dari gletser gunung-gunung di Bumi berarti kita perlu meningkatkan pemahaman kita tentang keadaan dan nasib ekosistem (ini).

"Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gambaran itu, kita dapat memprediksi efek perubahan iklim dengan lebih baik pada permukaan glasial dan biogeokimia daerah resapan air."

Saat ini peneliti mempelajari air lelehan dari delapan gletser di berbagai daerah di Eropa dan Amerika Utara serta dua situs di Greenland.




(bnl/bnl)

Hide Ads