Dikira Punah 140 Tahun Lalu, Burung Ini Ditemukan Lagi di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dikira Punah 140 Tahun Lalu, Burung Ini Ditemukan Lagi di Papua

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 27 Nov 2022 19:09 WIB
Burung merpati berkepala hitam
Burung merpati berkepala hitam (Foto: CNN)
Jakarta -

Jenis burung ini diperkirakan punah pada 140 tahun lalu. Namun, ia ditemukan lagi di Papua.

Melansir CNN, Minggu (27/11/2022), burung itu didokumentasikan terakhir kali oleh para ilmuwan pada tahun 1882. Lalu, mereka menemukan dan mengabadikannya lagi dalam sebuah video di Papua Nugini.

Burung merpati berkepala hitam didokumentasikan oleh para ilmuwan untuk pertama dan terakhir kalinya pada tahun 1882. Organisasi nirlaba Re:wild yang membantu mendanai upaya pencariannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menemukan kembali burung itu membutuhkan tim ekspedisi untuk menghabiskan bulan yang melelahkan di Fergusson. Itu merupakan sebuah pulau terjal di Kepulauan D'Entrecasteaux di lepas pantai timur Papua Nugini, tempat awal burung itu didokumentasikan.

Tim tersebut terdiri dari staf lokal di Museum Nasional Papua Nugini serta ilmuwan internasional dari Cornell Lab of Ornithology dan American Bird Conservancy.

ADVERTISEMENT

Pulau Fergusson memiliki medan pegunungan yang terjal, membuat ekspedisi ini sangat menantang bagi para ilmuwan. Banyak anggota komunitas mengatakan kepada tim bahwa mereka belum pernah melihat burung merpati bertengkuk hitam selama beberapa dekade.

Lalu, dua hari sebelum para peneliti dijadwalkan untuk meninggalkan pulau itu, sebuah kamera jebakan menangkap video burung yang sangat langka itu.

"Setelah sebulan mencari, melihat foto-foto pertama burung merpati terasa seperti menemukan unicorn," kata John C. Mittermeier, direktur program burung yang hilang di American Bird Conservancy dan salah satu pemimpin ekspedisi.

"Ini adalah momen yang Anda impikan sepanjang hidup Anda sebagai seorang konservasionis dan pengamat burung," katanya.

Burung merpati tengkuk hitam adalah merpati besar yang tinggal di darat dengan ekor lebar. Para ilmuwan hanya mengetahui sedikit tentang spesies tersebut dan percaya bahwa populasinya kecil dan menurun.

Info dari penduduk setempat sangat penting bagi para ilmuwan untuk melacak burung yang sulit ditangkap itu.

Mereka lalu memasang total 12 kamera jebakan di lereng Gunung Kilkerran, gunung tertinggi di pulau itu. Mereka juga menempatkan delapan kamera lagi di lokasi di mana pemburu lokal melaporkan pernah melihat burung itu di masa lalu.

Seorang pemburu bernama Augustin Gregory, yang berbasis di desa pegunungan Duda Ununa, memberikan info terakhir yang membantu para ilmuwan menemukan burung merpati.

Gregory memberi tahu tim bahwa dia telah melihat burung merpati bertengkuk hitam di daerah dengan bukit dan lembah yang curam. Dia juga mendengar suara khas burung itu.

Jadi tim ekspedisi menempatkan kamera di punggung bukit setinggi 972 MDPL di dekat Sungai Kwama di atas Duda Ununa. Dan akhirnya, saat perjalanan mereka akan berakhir, mereka berhasil merekam burung yang dicari dan sedang berjalan di dasar hutan.




(msl/ddn)

Hide Ads