Qatar Happy Banyak Turis, tapi Unta-untanya Malah Tersiksa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Qatar Happy Banyak Turis, tapi Unta-untanya Malah Tersiksa

bonauli - detikTravel
Selasa, 29 Nov 2022 15:10 WIB
Wisata unta di Qatar
Wisata unta di Qatar (AP/Ashley Landis)
Doha -

Piala Dunia Qatar 2022 membawa berkah bagi tersendiri bagi pariwisatanya. Bagai dua sisi mata uang, berkah ini juga malapetaka bagi unta-unta.

Sejauh ini, Qatar telah menerima lebih dari 1 juta turis dari Piala Dunia 2022. Sebagai negara padang gurun, wisata unta menjadi salah satu yang khas dan begitu diminati oleh turis.

Dilansir dari Fox News, permintaan wisata unta telah melonjak sejal 20 November. Pemilik bisnis ini pun sumringah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan pada Associated Press, mereka telah melihat peningkatan jumlah penumpang unta setiap hari. Biasanya hanya ada 20 wisatawan pada jam kerja dan 50 kunjungan di akhir pekan.

Tapi semenjak Piala Dunia, kunjungan wisata naik jadi 500 orang di pagi hari dan 500 lagi di malam hari. Terbayang betapa pegalnya unta-unta ini.

ADVERTISEMENT
Wisata unta di QatarWisata unta di Qatar Foto: (AP/Ashley Landis)

"Ada banyak uang yang masuk. terima kasih Tuhan. Tapi tentu saja ada banyak tekanan untuk unta," ucap Ali Jaber al Ali, penggembala unta Badui (49) dari Sudan.

Al Ali mengatakan bahwa perusahaan unta miliknya menambah jumlah unta dari 15 ekor menjadi 60 ekor. Unta-unta mulai beroperasi mulai 4.30 subuh waktu setempat hingga matahari terbenam.

Unta-unta ini dinyatakan kelelahan fisik karena hanya memiliki sedikit waktu istirahat. Biasanya unta beristirahat 10 menit untuk perjalanan singkat dan 15-20 menit istirahat untuk rute yang panjang.

Sekarang unta-unta dipaksa untuk kerja rodi. Banyaknya antrean turis membuat unta tidak istirahat kalau belum mengangkut 20 turis. Bahkan ada unta-unta yang dipaksa terus berkeliling tanpa henti untuk melayani 40 turis.

Wisata unta di QatarWisata unta di Qatar Foto: (AP/Ashley Landis)

"Turis tidak bisa menunggu lama karena mereka sudah memiliki rencala lain di tengah gurun," ungkap Al Ali.

Ini membuat PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) sebuah organisasi nonprofit yang membela hak-hak hewan angkat bicara.

"Pukulan, cedera, dan cambuk membuat unta kelelahan. Mereka dipaksa untuk mengangkut turis di panas terik Qatar, mirip dengan yang dialami oleh keledai di Santorini," ujar Catie Cryar, Manajer Hubungan Media di PETA.

Cryar mengungkapkan bahwa ada sisi kelam dari bisnis wisata hewan seperti keledai dan unta. Saat unta-unta ini sudah terluka parah, mereka tidak akan dikirim ke penampungan tapi pembantaian.

"PETA mengingatkan para pengunjung Piala Dunia dan seluruh dunia untuk menolak menunggangi hewan ini. Jika mereka terlalu 'rusak' mereka tidak akan berguna dan dikirim ke rumah pembantaian," ucap Cryar.




(bnl/wsw)

Hide Ads