Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 19 Des 2022 08:42 WIB

TRAVEL NEWS

Sempat Kuatir Larangan Pakaian Seksi di Qatar, Suporter: Enggak Ada Masalah

Femi Diah
detikTravel
Fans of Brazil pose for a picture on the stands ahead of the Qatar 2022 World Cup Group G football match between Brazil and Serbia at the Lusail Stadium in Lusail, north of Doha on November 24, 2022. (Photo by Anne-Christine POUJOULAT / AFP) (Photo by ANNE-CHRISTINE POUJOULAT/AFP via Getty Images)
Fans timnas Brasil di Stadion Lusail (Foto: Anne-Christine Poujoulat/AFP/Getty Images)
Jakarta -

Datang dari Brasil untuk Piala Dunia 2022 Qatar, sejumlah suporter perempuan kuatir tentang aturan berpakaian yang konservatif. Setelah betul-betul hadir di stadion, mereka tak menemui masalah berarti.

"Di Brasil orang sudah terbiasa memakai celana pendek dan kami memutuskan untuk menunjukkan bagaimana kami biasanya berada di stadion," kata Daniela Crawford, suporter perempuan dari Brasil, seperti dikutip dari NBC.

Crawford memakai celana pendek saat berada di luar Education City Stadium Doha sebelum Brasil menghadapi Kroasia di babak perempat final Piala Dunia pekan lalu.

Ini adalah Piala Dunia pertama yang diadakan di negara Teluk. Sejumlah aturan berbeda diterapkan oleh tuan rumah dan FIFA. Di antaranya, meminta suporter yang hadir dari seluruh dunia untuk menghormati adat istiadat setempat, mulai dari pakaian wanita hingga konsumsi minuman keras atau miras.

Banyak suporter perempuan menyebut meskipun khawatir, mereka tidak menemui masalah dan hanya perlu melakukan sedikit penyesuaian dalam cara berpakaian.

Sementara itu, untuk urusan miras, justru membuat suporter perempuan merasa lebih aman selama di stadion.

Qatar memang menjadikan Piala Dunia sebagai salah satu kesempatan untuk mengatasi stereotip tentang peran perempuan di sini. Qatar adalah negara yang konservatif, dan sebagian besar wanita Qatar di depan umum mengenakan jilbab dan jubah longgar. Tapi, negara itu juga rumah bagi populasi internasional lebih dari 2 juta pekerja asing, jauh melebihi jumlah sekitar 300.000 warga.

Bemie Ragay, seorang wanita Filipina yang telah bekerja di Qatar selama delapan tahun, mengatakan dia selalu merasa aman.

"Lebih aman daripada negara saya. Pakaian bukanlah masalah selama Anda tahu batasannya," kata Ragay sambil menunjukkan bahwa dia mengenakan crop top.

"Anda tidak bisa berjalan di jalan dengan (pakaian) backless. Anda harus menghormati budaya mereka," katanya.

Isabeli Monteiro, seorang suporter Brasil berusia 32 tahun, mengatakan tidak mengalami masalah saat harus memakai rok panjang ke stadion.

"Tidak ada yang memandang kami dengan cara apa pun, terutama karena kami berada di Piala Dunia dengan budaya yang berbeda dari seluruh dunia," ujar dia.

Fatma Al Nuaimi, Supreme Committee for Delivery & Legacy's (SC) Piala Dunia Qatar, menyebut perempuan memainkan peran integral dalam menyelenggarakan Piala Dunia, termasuk beberapa posisi tinggi di Komite Tertinggi, badan yang bertanggung jawab atas turnamen tersebut.

Dia berharap salah satu warisan dari turnamen itu adalah mengubah sikap tentang perempuan di wilayah tersebut.

"Banyak orang yang salah persepsi, terutama terkait peran perempuan di Qatar atau di kawasan Teluk," katanya.



Simak Video "Bandel Langgar Lalin di Qatar, Siap-siap Kena 'Kartu Merah'!"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA