TRAVEL NEWS
China Membalas! Setop Beri Visa untuk Jepang dan Korsel

China menyetop visa jangka pendek kepada warga Korea Selatan dan Jepang. Langkah itu sebagai bentuk pembalasan atas diskriminasi kepada wisatawan China atas kasus Covid-19.
China memang membuka kembali perbatasan untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 pada Minggu (8/1/2023). Tetapi, justru saat kebijakan nol-Covid dihapus, kasus Covid-19 di negara itu menunjukkan lonjakan. Negara lain pun membatasi kunjungan warga China dan siapapun yang terbang dari China. Termasuk Jepang dan Korsel.
Baca juga: 10 Kota Terbaik di Dunia, Nggak Ada Jakarta |
Beijing membalas tindakan Jepang dan Korsel itu. Pemerintah China mengatakan tidak memberikan visa kepada warga Korsel sampai pembatasan masuk yang diskriminatif terhadap China dicabut. Kebijakan serupa diberikan kepada Jepang.
Sejatinya, bukan hanya Jepang dan Korsel yang kembali memperketat aturan masuk bagi traveler dari China saat ini. Hanya saja, kedua negara itu menunjukkan aturan paling ketat.
Pekan lalu, Korsel berhenti mengeluarkan visa turis bagi mereka yang datang dari China. Aturan itu dinilai pemerintah China sebagai aturan yang tidak dapat diterima dan tidak ilmiah sama sekali.
Sementara itu, Jepang masih mengizinkan siapapun dari China masuk ke negara itu, asalkan dinyatakan negatif Covid. Yang bikin China risau adalah Jepang juga membatasi penerbangan dari China ke kota-kota tertentu di Jepang.
Menanggapi pembatasan visa dari China, kementerian luar Korsel mengatakan kepada BBC bahwa kebijakannya terhadap kedatangan dari China sesuai dengan bukti ilmiah dan objektif. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel, sekitar sepertiga semua kedatangan dari China dinyatakan positif Covid sebelum pembatasan visa diberlakukan.
Di Bandara Internasional Incheon Seoul, satu-satunya bandara Korea Selatan yang masih memungkinkan penerbangan dari China, kedatangan turis dari China disambut oleh pasukan militer dengan peralatan pelindung diri.
"Secara pribadi, saya pikir tidak apa-apa. Saya telah menjalani pengalaman yang jauh lebih buruk selama pandemi ini," kata William, seorang pengusaha asal Shanghai.
"Kini saya hanya berusaha untuk mematuhi kebijakan yang diterapkan di negara tujuan," dia menambahkan.
Tapi, penumpang lain tidak setuju. "Menurut saya itu sama sekali tidak ilmiah," kata Emily, yang datang dari Hong Kong.
Dia, seperti mereka yang datang dari China, diharuskan untuk menjalani tes Covid. "Saya merasa agak tidak adil di sisi ini. Mereka pasti merasa sangat tidak aman, kurasa," kata Emily.
Banyak warga Korea Selatan mendukung gagasan untuk melindungi negara mereka dari lonjakan virus Corona China. Tetapi, tidak semua yakin bahwa keputusan itu murni karena alasan medis.
"Ada unsur politik di dalamnya dan hubungan antara kedua negara tidak baik. Banyak orang Korea menyimpan permusuhan dengan menyalahkan China atas virus Corona," kata Jinsun, yang sedang menuju Abu Dhabi.
Wanita lain yang berbulan madu ke Paris mengatakan Korsel mungkin tidak akan menerapkan aturan seperti itu jika negara yang bersangkutan bukan China.
"Tapi sekali lagi, apa pun yang kami lakukan, China akan bermasalah dengan itu," katanya.
Saat ini, hanya sejumlah kecil orang-orang China dengan keperluan bisnis atau diplomatik yang diizinkan masuk ke Korsel. Mereka harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 sebelum keberangkatan dan pada saat kedatangan.
Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)