TRAVEL NEWS
Kokoh dan Mistis, Terowongan Berumur 1 Abad Ini Peninggalan Belanda

Pangandaran tak cuma pantai, ada juga situs bersejarah yang terabaikan. Inilah Terowongan Cikacepit yang kokoh namun juga mistis.
Terowongan ini merupakan jejak jalur kereta api Banjar-Cijulang. Terowongan dengan panjang 105 meter itu masih berdiri kokoh melingkar dan memanjang. Terowongan itu kini masih dilewati sebagai akses jalan warga di Desa Pamotan.
Selain sebuah terowongan, beberapa rel kereta api yang tersisa di sana sudah berkarat. Bahkan sebagian ada yang nampak hilang.
DetikJabar mencoba menelusuri terowongan Cikacepit di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, belum lama ini.
![]() |
Untuk menuju lokasi, jarak dari Bunderan Marlin Pangandaran 21,4 kilometer perjalanan darat lewat Jalan Raya Banjar-Pangandaran. Di Jalan berkelok Emplak di kawasan Pamotan, belok kanan masuk gang kecil.
Butuh perjalanan darat sekitar 40 menit untuk menuju ke tempat ini. Setelah memasuki gang bercor dengan panjang sekitar 200 meter, jalan setapak bekas jalur kereta api Banjar-Cijulang pun tersaji.
Sesampainya di jalan setapak, terlihat Terowongan Cikacepit masih berdiri kokoh. Konstruksi ala tempo dulu sangat terlihat.
Jalan di bawah terowongan merupakan bebatuan yang menutup bekas rel. Sehingga warga harus ekstra hati-hati melewatinya.
![]() |
Catatan sejarah dalam sebuah tembok kecil samping kanan terowongan menuliskan jika namanya Terowongan Hendrik. Nama Hendrik diambil dari nama suami Ratu Wilhelmina, yakni Heinrich Wladimir Albrecht Ernst of Mecklenburg-Schwerin, yang menjadi Pangeran Belanda pada 1901-1934.
Namun terowongan ini dikenal masyarakat dengan nama Terowongan Cikacepit. Itu dikarenakan posisinya yang diapit dua bukit. Terowongan ini berada di jalur kereta api Banjar-Cijulang.
Terowongan Cikacepit memiliki panjang 105 meter. Tak jauh dari lokasi tersebut terdapat Terowongan Juliana Kalipucang sepanjang 147 meter dan terowongan terpanjang Wihelmina sepanjang 1.116 meter meter.
Dalam keterangan yang mirip prasasti mencatat jika pembangunan jembatan Cikacepit dimulai tanun 1903-1916. Warga Desa Pamotan, Juned (58), mengatakan Terowongan Cikacepit saat ini masih dilalui warga untuk beberapa aktivitas, seperti perkebunan, pertanian, dan kegiatan lainnya.
"Terowongan Cikacepit masih sering dilalui warga yang menggunakan sepeda motor, namun perlu hati-hati karena gelap dan banyak bebatuan," kata Juned kepada detikJabar.
Ia mengatakan kekuatan bangunan terowongan Cikacepit diakui sangat kokoh yang usianya genap memasuki 1 abad. "Kadang-kadang memang was-was kalau lewat, takut ambruk. Namun sampai sekarang berdiri kokoh," ucapnya.
Saat ini Terowongan Cikacepit sudah termasuk bangunan bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (persero) dan dilindungi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
***
Artikel ini telah tayang di detikJabar. Baca artikel selanjutnya di sini.
Simak Video "Bersantai Sambil Menikmati Senja di Pantai Pangandaran"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)