TRAVEL NEWS
Ada Makam Palsu di Sukabumi, Kini Jadi Kerajaan Monyet

Sebuah batu raksasa di Cagar Alam Sukawayana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi pernah menjadi tempat ziarah. Kini lokasi itu ditempati para monyet.
Dahulu, lokasi ini dikenal sebagai tempat ziarah sebagian orang yang percaya akan sosok astral penghuni tempat itu, hingga kemudian personel gabungan membongkar tiga makam yang dikeramatkan karena ternyata makam-makam itu palsu.
Delapan tahun berlalu sejak dibongkar, kawasan itu terlihat tidak terurus, semak belukar dan rimbun pepohonan menjadi kawasan favorit monyet penghuni cagar alam. Beberapa kali detikJabar yang mencoba masuk namun dihadang oleh sekelompok monyet.
"Dulu itu dikenal sebagai tempat tujuan untuk orang ziarah, di area dalam ujung tangga ada batu raksasa dengan tinggi kudang lebih 5 meter dengan diameter sekitar 6 meter. Batu raksasa itu dikenal dengan nama Batu Kenit," kata Tatung, warga Citepus kepada detikJabar, Selasa (31/1/2023).
Sekadar informasi, tahun 2015 personel gabungan dari kepolisian, TNI, ulama dan BKSDA membongkar tiga makam palsu yang dikeramatkan. Saat itu, makam palsu itu disebut-sebut sebagai petilasan tiga wali tanah Jawa bernama Fathurahman Rachman Bin Ahyar, Irsadul Anam Bin Hasyim, dan Mustafidin Bin Sukarjo.
"Ia dibongkar oleh sejumlah tokoh ulama, menyesatkan. Banyak yang datang untuk ziarah padahal itu makam-makam palsu. Yang datang itu dengan berbagai tujuan, bisnis, jabatan, kekayaan hingga tujuan lain," ujar Tatung.
Kembali ke soal monyet yang kini menjadi penguasa kawasan tersebut menurut Tatung memang sudah ada sejak dahulu. Namun saat masih ramai pengunjung, monyet-monyet itu tersingkir di kawasan area dalam cagar alam.
"Mungkin karena sekarang kembali rimbun dan jarang orang kalau dari dulu kan orang darimana-mana datang, makanya banyak monyet turun ke bawah. Itu monyet liar asli penghuni cagar alam. Jumlahnya bisa ratusan jadi kayak kerajaan monyet," tutur Tatung.
Saat detikJabar kembali mencoba masuk ke area tangga, seekor monyet berukuran besar terlihat mendekat dan memperlihatkan seringai menyeramkan menunjukan taringnya yang tajam. Atas saran warga sekitar, detikJabar memilih mundur dan membeli satu tandan pisang untuk di bagikan.
"Kalau di kasih pisang biasanya ngerti, tuh kan monyetnya rebutan. Nanti kalau pisang habis biasanya mereka kasih jalan," kata warga yang mengaku bernama Kemod.
Ajaib, benar saja tidak lama setelah pisang dibagikan monyet-monyet liar itu seolah menghilang. Mereka pergi seraya berteriak-teriak dan hilang satu persatu dibalik rimbunan pohon.
Selepas itu, detikJabar yang datang bersama sejumlah teman mulai menaiki undakan tangga, tepat di ujung tangga berlumut tersebut terlihat berdiri batu kenit raksasa. Puing bekas makam dan sisa-sisa tempat duduk peziarah masih jelas terlihat.
"Rongga itu biasanya tempat orang menyimpan sesaji dan dupa, meskipun sudah ditinggalkan masih saja ada orang yang datang untuk meminta sesuatu. Kadang pakai motor lalu bermalam di lokasi ini," pungkasnya.
Artikel ini sudah tayang di detikJabar.
Simak Video "Batu Raksasa Jatuh dari Tebing Tinggi, Timpa Rumah-Mobil di Pacitan!"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)