TRAVEL NEWS
Blak-blakan, Resepsionis Hotel Bocorkan Tingkah Pelanggan Menyebalkan

Resepsionis hotel membuat daftar lima hal menyebalkan yang dilakukan pelanggan. Ini deretannya.
Justin Aldrich berpengalaman bekerja sebagai resepsionis hotel tujuh tahun terakhir di jaringan hotel Marriott. Bagi hotel, seperti bisnis lainnya, pelanggan akan dianggap 'selalu benar'. Tetapi, merujuk pengalaman sebagai karyawan hotel, ada saja kelakuan tamu hotel yang menyebalkan.
Bukan berdasarkan pengalaman sendiri, Justin beberapa kali menerima sambat atau curahan hati (curhat) dari rekan-rekannya dari berbagai divisi yang melayani tamu secara langsung.
Berikut deretan tingkah menyebalkan tamu hotel yang bikin keki resepsionis dan karyawan lain:
1. Sengketa tarif kamar
Justin menyebut tarif kamar merupakan masalah yang paling sering terjadi. Biasanya sih masalah ini muncul dari tamu yang mencari hotel secara online, tetapi membayar kamar di resepsionis hotel.
Seringkali mereka meminta diskon berdasarkan harga terpisah yang mereka lihat di OTA (layanan online berbasis web atau situs online).
Justin sering diperlihatkan tangkapan layar dari harga terpisah yang, sebagai karyawan, dia tidak dapat mencocokkan atau memverifikasi secara independen. Sebab, diskon harga melalui OTA kadang kala justru kebijakan OTA, bukan dari hotel secara langsung.
2. Tidak menyadari setiap hotel berbeda
Ini adalah masalah khusus yang kerap ditemui staf yang bekerja di hotel, seperti Marriot, Hilton, atau Holiday Inn. Para tamu terkadang terkejut ketika hotel-hotel dengan jaringan yang sama, tetapi memiliki fasilitas yang sedikit berbeda dari yang lain.
"Meskipun memilih jenama dalam satu jaringan hotel, seperti Marriott atau Hilton, menjaga konsistensi di seluruh dunia bukan perkara mudah," kata Justin kepada Insider dan dikutip Mirror.
3. Mengeluh tentang harga snack di minibar
![]() |
Tamu ngomel karena harga makanan dan minuman di minibar mahal. Padahal, bisa jadi harga makanan did alam minibar itu tidak jauh beda dengan harga di tempat lain.
4. Merokok di kamar Anda
Terlalu banyak tamu merokok di kamar dan mengira para staf tidak akan pernah tahu bikin kesal Justin. Sebab,a roma yang ditinggalkan tidak akan hilang dalam waktu sekejab dan pelayan kamar tahu betul soal itu.
5. Tidak menginformasikan late check out
Late check out merupakan hal lumrah yang bisa diminta oleh pelanggan kepada hotel. Tetapi, ada lho tamu yang memutuskan untuk late check out tetapi tidak menginformasikan kepada resepsionis.
Justin mengatakan akan lebih mudah bagi staf hotel jika pelanggan meminta late check-out, daripada tidak menginformasikannya. Staf akan dengan senang hati mengakomodasi sedikit waktu ekstra di kamar dan dapat mengatur jadwal bersih-bersih kamar.
Baca juga: Kenapa Tidak Ada Guling di Kamar Hotel? |
Simak Video "Bersepeda Santai Menikmati Suasana Sejuk Alam Pangandaran"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)