Hampir Punah, Tikus Saku Ini Catat Rekor Usia Tertua Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hampir Punah, Tikus Saku Ini Catat Rekor Usia Tertua Dunia

bonauli - detikTravel
Sabtu, 11 Feb 2023 18:35 WIB
Tikus tertua di dunia
Patrick, tikus saku tertua dunia (Emily Senninger/San Diego Zoo Wildlife Alliance)
Jakarta -

Gelar kucing tertua dunia dipegang oleh Flossie, anjing tertua dimiliki oleh Bobi. Kini ada lagi, tikus saku tertua dunia bernama Patrick.

Dilansir dari The Guardian, Patrick adalah Jenis tikus saku Pasifik (Pacific pocket mouse) ini adalah spesies tikus terkecil di Amerika Utara. Namanya diambil dari Hollywood veteran Sir Patrick Stewart.

Pat adalah penghuni San Diego Zoo Safari Park, tempat ia dilahirkan pada tahun 2013. Organisasi tersebut berada di garis depan dalam upaya konservasi tikus saku Pasifik dalam beberapa tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spesies ini sebelumnya dianggap sudah punah. Namun di tahun 1994, populasi kecil spesies tikus ini ditemukan kembali di Los Angeles hingga perbatasan paling selatan San Diego County.

Keberadaan tikus saku Pasifik penting untuk kehidupan tanaman, mendorong pertumbuhan dan membantu menyebarkan benih saat mereka sibuk menggali tanah.

ADVERTISEMENT
Tikus tertua di duniaTikus tertua di dunia Foto: Emily Senninger/San Diego Zoo Wildlife Alliance

Tikus yang tersisa kini hanya sedikit, sehingga spesies ini masih dianggap terancam punah.

Pat beruntung, dirinya berumur panjang dibanding tikus saku lainnya. Kalau tikus saku lain hanya bisa hidup 3-4 tahun, Pat berumur 9 tahun 209 hari.

Gelar tikus tertua di dunia pun dianugerahkan oleh Guinness World Record untuk Pat. Pat resmi menjadi tikus tertunda dunia dalam perawatan manusia.

Program konservasi di San Diego Zoo Wildlife Alliance, didirikan 11 tahun lalu. Para peneliti sangat hati-hati mempelajari genetika dan perilaku tikus untuk memastikan bahwa ketika saatnya tiba, individu tikus dapat dilepaskan kembali ke alam liar dengan semua keterampilan yang mereka butuhkan untuk mencari makanan dan menghindari pemangsa.

Sejauh ini, program ini mencatat rekor kelahiran 31 tikus selama musim 2022. Karenanya, pencapaian Pat yang bertahan hidup sehat hingga di usia sekarang merupakan sebuah keberhasilan.

"Pengakuan ini sangat istimewa bagi tim kami, dan penting bagi spesies tersebut," kata Dr Debra Shier, yang mendirikan dan masih mengawasi program konservasi, dikutip dari IFL Science.

"Pengakuan ini juga merupakan simbol penghargaan terhadap spesies yang tidak banyak diketahui orang karena mereka bukan megafauna, tetapi sama pentingnya untuk fungsi ekosistem. Spesies yang terabaikan ini sering ditemukan di halaman belakang kita sendiri, salah satunya seperti tikus saku Pasifik," tutupnya.




(bnl/bnl)

Hide Ads