Cegah Resesi Seks, Pemerintah Korea Utara Iming-imingi Sembako ke Warga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cegah Resesi Seks, Pemerintah Korea Utara Iming-imingi Sembako ke Warga

CNN Indonesia - detikTravel
Kamis, 16 Feb 2023 23:01 WIB
Miris! Karena Kelaparan, Warga Korut Culik Anak Demi Dapat Uang Tebusan
Foto: Ilustrasi Korea Utara (Getty Images/znm)
Pyongyang -

Korea Utara menawarkan bantuan makanan bagi keluarga yang mau memiliki banyak anak sebagai upaya meningkatkan angka kelahiran di tengah menurunnya populasi dan isu resesi seks.

Korea Utara bakal memberikan bantuan makanan berupa sembako sebanyak dua kali setahun bagi warga yang memiliki tiga atau lebih anak. Bantuan itu akan diberikan setiap peringatan hari ulang tahun eks pemimpin negara itu yakni Kim Il Sung dan Kim Jong Il, kakek dan ayah dari Kim Jong Un yang merupakan pemimpin tertinggi saat ini.

Seorang sumber internal pemerintah mengatakan, Pyongyang bakal menawarkan hal tersebut untuk keluarga dengan anak yang masih sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka bakal diberikan makanan seperti 20 kilogram jagung, dua kilogram pasta kedelai, serta sebotol minyak goreng pada hari kelahiran Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un, dan Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un.

"Mereka menuntut perempuan punya banyak anak, namun penduduk kecewa karena stok makanan semacam itu hanya datang sesekali," kata sumber anonim tersebut seperti dikutip Radio Free Asia.

ADVERTISEMENT

Meski ditawarkan insentif berupa sembako, banyak warga Korea Utara yang enggan memiliki banyak anak lantaran sudah kesulitan membiayai diri sendiri. Sebab, sebagian besar warga Korut hidup miskin dan dihantui krisis pangan.

"Sulit bagi kebanyakan perempuan untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri akhir-akhir ini. Jadi siapa yang dalam benaknya mau punya tiga anak atau lebih seperti orang bodoh?" ucapnya.

"Jika pihak berwenang mau perempuan punya banyak anak, mereka harus menyelesaikan persoalan makanan dan mata pencaharian," katanya lagi.

Tingkat kelahiran di Korea Utara belakangan dilaporkan merosot di tengah krisis ekonomi yang menghantam negara itu. Berdasarkan data Bank Dunia pada 2020, tingkat kelahiran Korea Utara adalah sekitar 1,8 anak per perempuan.

Rendahnya tingkat populasi itu pun bagai malapetaka bagi negara yang sangat bergantung pada tenaga kerja pribumi untuk menyokong militer mereka.

Sebab militer Korut bukan cuma untuk pertahanan negara, tetapi juga untuk melakukan pekerjaan di bidang konstruksi, pertambangan, dan pertanian.

Oleh sebab itu, apabila penduduk menyusut, maka tak ada lagi orang yang bisa membangun negara terisolir itu. Karenanya, pemerintah yang was-was mulai melakukan berbagai upaya untuk memastikan populasi tetap stabil.

Namun, meski tergolong rendah, tingkat kelahiran Korut nyatanya lebih tinggi ketimbang Korea Selatan yang hanya mencapai 0,8 atau Jepang dengan 1,3.

Sama seperti Korut, pemerintah negara-negara tersebut juga berupaya meningkatkan tingkat kelahiran mereka dengan memberikan jaminan cuti orang tua untuk ibu dan ayah hingga tunjangan bagi orang tua baru yang punya anak lagi.

Pihak berwenang Korea Utara bahkan sampai meminta perusahaan memberikan waktu libur "Hari Keluarga" bagi para pekerja agar mereka bisa bereproduksi dan menghasilkan anak sehingga mencegah resesi seks.




(wsw/wsw)

Hide Ads