Efek pandemi sudah nyata. Ketiadaan turis dalam jangka waktu lama membuat hotel semakin menderita hingga menjual propertinya. Contohnya di Bali.
Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati buka suara soal ini. Menurutnya, banyak hotel dijual karena pemiliknya terlilit utang.
Pejabat yang akrab disapa Cok Ace ini menjelaskan, penjualan hotel sebenarnya sudah terjadi sejak pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentang penjualan hotel saya kira terjadi sebelum COVID dan selama COVID. Tapi selama COVID lebih marak lagi," katanya kepada detikBali, Jumat (17/2/2023) sore.
Mantan Bupati Gianyar itu menambahkan, alasan banyak hotel-hotel banyak dijual karena masalah finansial.
"Kan kita tahu kan selama COVID dua tahun teman-teman kita susah mengembalikan utangnya dan lain sebagainya, jadi itulah penyebabnya," jelas Cok Ace.
Diberitakan sebelumnya, ribuan hotel dijual lewat situs jual beli Lamudi. Salah satu hotel bintang lima di Nusa Dua, Bali dijual dengan harga fantastis Rp 9 triliun. Hotel seluas 32 hektare itu memiliki 526 kamar, 108 vila, enam kolam renang, dan sembilan restoran.
Baca artikel selengkapnya di detikBali
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum