Tahan Godaan Zaman, Youtuber Baduy Cuma Pakai Hp untuk Jualan

Suku Baduy semakin melek internet. Tetapi, ternyata mereka enggak ugal-ugalan dalam menggunakan internet dan membatasinya cuma untuk jualan.

Road Trip Lintas Banten-Jawa Barat detikcom dengan NEW MG HS menjajal beberapa daerah, salah satunya Desa adat Baduy Luar.

Kampung adat ini terletak di Desa Kanekes, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Mereka masih menjaga adat istiadat yang dijalankan oleh leluhur, sebut saja hidup tanpa listrik dan kecanggihan teknologi lainnya.

Namun demikian, perlahan-lahan warga Baduy mulai melek internet. Hal ini mendapat dukungan dari desa adat karena berkaitan dengan kelangsungan hidup mereka.

[Gambas:Instagram]

Setiap harinya, orang Baduy mencari nafkah dengan berladang. Hasil bumi seperti gula aren, durian dan madu, sedangkan warga perempuan-perempuan Baduy menenun.

Semua hasil bumi dan kain tenun akan dijual pada wisatawan yang datang ke kampung mereka.

Seperti pedagang lainnya, warga Baduy pun ingin mencoba untuk 'menjemput bola'. Mereka memasarkan dagangan secara online lewat Instagram.

Salah satunya adalah Ayu Dewi, warga Baduy Luar yang sudah menenun sejak usia 7 tahun. Kini dirinya berjualan kain tenun lewat akun @ayudewibaduy.

"Awal-awal suka ditanya, ini teh beneran orang Baduy, gitu," kata Ayu kepada detikTravel.

Ayu Dewi Youtuber Baduy luar Foto: (bonauli/detikcom)

Perlahan tapi pasti, Ayu mulai terkenal sebagai youtuber Baduy. Dirinya kini makin fokus mengurus bisnis online shop yang berisi suvenir Baduy.

"Ada kain tenun, tas rajut, gelang. Untuk kain ukuran kecil harganya Rp 60 ribuan, kalau besar Rp 250 ribuan, yang paling mahal Rp 1,5 juta pakai pewarna alam," dia menjelaskan.

Ayu mengaku bahwa selama sebulan dirinya bisa mendapat puluhan pesanan. Kalau butuh cepat, Ayu bekerjasama dengan tetangga.

"Kalau tenun butuh waktu, ada yang pesan dulu mau nunggu tapi ada juga yang maunya cepat," katanya.

Ayu menuturkan bahwa penjualan mereka sudah sampai Papua. Bahkan sudah banyak yang buka reseller di berbagai kota.

"Sudah ada yang jadi reseller di Bogor, Jakarta, sampai Bali," kata dia dengan nada senang.

Sebagai warga Baduy Luar, Ayu tidak ingin terlena dengan kecanggihan teknologi. Gawai yang dia punya hanya dipakai untuk jualan saja.

"Cuma dipakai untuk online shop saja, tetap menyesuaikan sebagai orang adat," kata Ayu.