Resesi Seks, Orang Jepang Cupu Soal Asmara?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Resesi Seks, Orang Jepang Cupu Soal Asmara?

bonauli - detikTravel
Selasa, 28 Feb 2023 17:40 WIB
Pemerintah Jepang khawatir karena angka kelahiran di negaranya semakin menurun. Bahkan pemerintahpun ikut campur tangan untuk menjodohkan warga.
Ilustrasi warga Jepang (David Mareuil/Getty Images)
Tokyo -

Resesi seks tengah melanda Negeri Sakura. Ada banyak spekulasi, mulai dari tingginya biaya hidup di Jepang sampai keahlian dalam hal asmara.

Angka kelahiran terus menurun di Jepang. Jepang kini berpopulasi 125 juta Dari jumlah itu, diperkirakan memiliki kurang dari 800.000 kelahiran tahun lalu dan pada 1970-an, angkanya lebih dari dua juta.

Hal itu dikarenakan oleh harapan hidup yang meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Artinya semakin banyak orang tua dan semakin sedikit usia kerja yang mendukung mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jepang sekarang memiliki proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas tertinggi kedua di dunia. Jumlahnya sekitar 28% setelah Monaco, menurut data Bank Dunia.

Dilansir dari Mainichi, alasan sesungguhnya masyarakat Jepang ogah menikah adalah karena pada dasarnya orang Jepang tidak jago dalam hal asmara. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang anggota fraksi Partai Liberal Demokrat, Narise Ishida.

ADVERTISEMENT

"Angka kelahiran menurun bukan karena biaya untuk memiliki anak," ujar Ishida dalam sesi tanya jawab umum di majelis, dikutip Selasa (28/2/2023).

"Masalahnya, asmara dipandang sebagai hal yang tabu sebelum menikah," lanjutnya mengungkapkan. Namun, Ishida tidak menyebutkan secara spesifik terkait apa yang dia maksud dengan "jago dalam urusan asmara."

Sebelumnya, Ishida meminta pemerintah prefektur untuk melakukan survei dan analisis kemampuan masyarakat dalam hal asmara. Selain itu, ia juga mengusulkan agar pemerintah prefektur memasukkan faktor tersebut dalam strategi untuk mencegah penurunan angka kelahiran.

Berkaitan dengan hal ini, direktur departemen perencanaan strategis pemerintah prefektur, Akira Yasui mengatakan bahwa hal ini terkait dengan masalah yang sangat pribadi. Maka dari itu, pemerintah perlu memperdalam kesadaran tentang apa itu kemampuan asmara.

"Dalam survei sebelumnya tentang sikap penduduk prefektur, beberapa memang memberikan jawaban terkait kemampuan asmara, termasuk 'Saya tidak percaya diri,' dan 'Saya tidak bisa bergaul dengan lawan jenis,' sebagai alasan," ujar Yasui.




(bnl/bnl)

Hide Ads