Pria Tersesat 31 Hari di Amazon, Cuma Minum Air Hujan dan Makan Cacing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pria Tersesat 31 Hari di Amazon, Cuma Minum Air Hujan dan Makan Cacing

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 02 Mar 2023 13:33 WIB
Pria Bolivia tersesat di Amazon
Pria Bolivia tersesat selama 31 hari di Amazon berhasil diselamatkan. Foto: dok. BBC
Jakarta -

Pria asal Bolivia, Jhonattan Acosta, harus bertahan hidup dengan segala cara di Hutan Amazon. Ia tak segan minum air hujan dan makan cacing.

Jhonattan mungkin tak pernah menyangka di usianya yang menginjak 30 tahun, ia harus menghadapi rasanya tersesat di hutan berbahaya. Dirinya mengalami nasib malang terpisah dari 4 temannya ketika berburu di Bolivia utara.

Ia pun berakhir tinggal di Hutan Amazon selama 31 hari lamanya. Tak mau berpasrah diri, Jhonattan berusaha untuk dapat tetap hidup dengan memanfaatkan apa yang ada di sekelilingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari BBC, Kamis (2/3/2023) Jhonattan harus minum air hujan yang terkumpul di sepatunya. Dirinya juga makan cacing dan serangga sambil bersembunyi dari jaguar dan peccary, sejenis mamalia yang mirip babi.

Dengan gigih dan sabar, Jhonattan menunggu untuk diselamatkan. Beruntung, setelah sebulan di hutan, ia akhirnya ditemukan regu pencari yang beranggotakan penduduk setempat dan teman-teman yang terpisah darinya.

ADVERTISEMENT

"Luar biasa, saya tidak percaya orang terus mencari begitu lama," katanya sambil menangis.

"Saya makan cacing, saya makan serangga. Kamu tidak akan percaya semua harus saya lakukan untuk bertahan hidup selama ini," ungkapnya.

Selain itu, Jhonattan juga memakan buah-buahan liar yang mirip pepaya. Orang lokal menyebutnya gargatea.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberi saya kehidupan baru," ujarnya.

Jhonattan terluka secara psikis dan fisik

Keluarga Jhonattan hingga saat ini masih berusaha untuk menggali cerita lengkap mengenai cara Jhonattan bertahan hidup di Amazon. Hanya saja, mereka terkendala karena Jhonattan masih terluka secara psikologis.

Tak cuma itu, fisik Jhonattan juga mengalami perubahan. Ia kehilangan berat badan sebanyak 17 kilogram.

Jhonattan juga mengalami dislokasi pergelangan kaki dan dehidrasi. Saat ditemukan, Jhonattan tampak berjalan pincang.

Jhonattan memang mengalami hari-hari berat selama di hutan. Pasalnya ia tak membawa parang atau senter untuk membantunya bertahan. Dia hanya mengandalkan sepatu boots untuk menampung air hujan.

Setelah 31 hari, Jhonattan melihat regu pencari sekitar 300 meter jauhnya dan tertatih-tatih ke arah mereka melalui semak berduri, berteriak untuk menarik perhatian padanya.

"Saudaraku memberi tahu kami bahwa ketika pergelangan kakinya terkilir pada hari keempat, dia mulai mengkhawatirkan nyawanya," kata Horacio Acosta, adik Jhonattan.

Cara bertahan dari ancaman hewan buas

Jhonattan punya bekal senapan untuk bertahan dari hewan buas. Ia mengatakan pernah bertemu jaguar di Amazon.

"Dia hanya memiliki satu selongsong peluru di senapannya dan tidak bisa berjalan dan dia pikir tidak ada yang akan mencarinya lagi," katanya.

Horacio mengatakan Jhonattan menggunakan selongsong peluru terakhirnya untuk menakut-nakuti sekelompok peccary. Horacio mengatakan bahwa saudara laki-lakinya ditemukan oleh empat warga setempat.

"Seorang pria datang berlari untuk memberi tahu kami bahwa mereka telah menemukan saudara laki-laki saya. Ini keajaiban," ujarnya.

Menurut Horacio, Jhonattan telah memutuskan untuk berhenti berburu demi kebaikan setelah penderitaannya.

"Dia akan memainkan musik untuk memuji Tuhan. Dia berjanji pada Tuhan, dan saya pikir dia akan menepati janjinya," katanya.

Sementara itu polisi mengatakan mereka akan meminta keterangan dari 4 teman Jhonattan. Polisi ingin memahami bagaimana Jhonattan terpisah dari mereka.




(pin/pin)

Hide Ads