William, salah satu turis asing yang memprotes berisiknya suara kokok ayam di dekat tempat tinggalnya di Bali, menuding warga lokal (warlok) yang memelihara ayam itu, sebagai tukang judi sabung ayam.
William menuding tetangganya, sang pemilik ayam sebagai pelaku judi tajen atau sabung ayam. Padahal, menurut dia, hal itu dilarang di Indonesia.
William tinggal di homestay di dekat pemilik ayam. Ia mengaku tinggal di sana selama empat tahun. Karenanya, dia menyebut sang pemilik ayam mengikutsertakan ayam-ayamnya untuk bertarung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia itu bertarung ayam dan itu ilegal di Indonesia. Hukum lemah. Pria ini (sang pemilik) memiliki banyak ayam dan mereka berkokok mulai jam 3 pagi, membuat orang lain tidak bisa tidur," tuturnya saat ditemui di Homestay Anumana Bay View.
Pemilik ayam-ayam itu, Wayan Agus Juli (26), warga Pondok Mekar 2 di Jalan Kampus Udayana, Jimbaran, diprotes oleh sejumlah WNA yang tinggal di sekitarnya. Laporan mencuat empat hari lalu dan pemrotes melayangkan petisi.
"Saya menawarkan dia Rp 500 ribu untuk memindahkan ayam-ayamnya. Tetapi, dia tidak mau menerima uang itu," terang William yang mengklaim sebagai seorang purnawirawan militer.
Selain William, Dennis turis Rusia yang tinggal di homestay tersebut juga mengaku tidak menyukai suara ayam yang berkokok. "No i don't like (saya tidak suka)," tegasnya singkat seraya berlalu.
William mengaku sudah mengadukan hal tersebut kepada sang pemilik homestay Made Yadnya dan dia lah yang akan berbicara dengan pemilik ayam.
"Made sudah bicara dengan Agus dan katanya Agus membutuhkan pekerjaan dan saya tidak tahu kelanjutannya, saya tidak tahu apakah sudah selesai apa belum," cetusnya.
Wiliam berharap ayam-ayam itu dapat segera dipindahkan ke lokasi yang jauh. Sebab, dia sudah membayar mahal tempat itu.
Selain itu, ia sudah tinggal sangat lama dan tidak berkeinginan pindah dari lokasi yang sekarang.
"Itu urusan Made. Saya tidak mau tahu dan yang keberatan lebih dari 10 orang, 19 orang. Mereka semua WNA Rusia hanya saya Amerika di sini," imbuhnya.
Sementara itu, dikonfirmasi kepada keluarga Agus, sang ayah Made Utama dan istrinya membantah jika ayam yang dipelihara Agus untuk berjudi.
"Itu ayam untuk jual beli. Itu dia (bisnis) sampingan, karena gajinya kecil, lumayan waktu ini dijual laku Rp400 ribu," kata Made Utama.
Senada dengan sang ayah, I Ketut Yoga adik Agus membantah jika ayamnya untuk aduan. "Kami dulu beli impor. Saya kawinkan ke ayam lokal asli Bali, itu saya bisa jual sekarang ya bisa juga buat aduan, tapi ini ayam saya jual belikan," tandasnya.
----
Artikel ini telah naik di detikBali dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol