Masker adalah barang wajib saat pandemi. Kini, berbagai negara sudah membebaskan warga untuk memakainya atau tidak. Berikut pengalaman dari salah satu profesor Indonesia.
Pada Januari 2023 saya menjalani ibadah umrah, di Mekkah dan Madinah sekitar 90% orang tidak pakai masker lagi. Hal ini sedikit banyak dapat menggambarkan bahwa sudah terjadi pelonggaran berarti dalam pemakaian masker di banyak negara.
Masker di India
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada akhir Februari 2023 saya mengikuti dan menjadi co-lead rapporteurs pada "High-Level meeting on Paving for Strong and Resilient Health System in South-East Asia" di Goa, salah satu obyek wisata di pantai barat India.
Peserta pertemuan antara lain adalah mantan menteri kesehatan India dan mantan menkes Timor Leste, dan juga mantan wakil direktur jenderal WHO serta mantan kepala WHO Pasifik Barat, perwakilan dari Thailand, Bangladesh, Korea Selatan dan saya dari Indonesia, serta juga tentunya pimpinan WHO Asia Tenggara.
Semua peserta pertemuan tidak memakai masker lagi. Selain kami yang datang dari berbagai negara, di India memang praktis sudah tidak ada yang pakai masker, baik di Goa dan juga di kota Metropolitan Mumbai.
Kembali dari Goa saya memang sempat transit beberapa jam di Mumbai dan melihat kota. Saya sempat ke Gateway of India yang penuh orang dan semua tidak memakai masker, termasuk yang mendampingi saya.
Masker di Singapura
Dari India ke Jakarta saya sempat mampir juga beberapa jam di Singapura. Kita ketahui bahwa sejak 13 Februari 2023 di Singapura tidak ada lagi kewajiban pakai masker di dalam angkutan umum, setelah sebelumnya kewajiban pakai masker memang sudah dilonggarkan.
Di sekitar Orchard road mungkin masih ada sekitar 25% pengunjung lalu lalang yang tetap pakai masker, mungkin karena sudah kebiasaan, walaupun bukan kewajiban lagi.
Yang juga menarik, di tiket pesawat Singapore Airlines jelas ditulis bahwa di bandara Changi tidak diwajibkan lagi memakai masker.
Masker di Jepang
Sesampainya di Jakarta saya bertemu dengan perwakilan Sasakawa Foundation Jepang yang menangani penyakit lepra. Dia menyampaikan bahwa mulai 13 Maret ini Jepang akan memulai kebijakan baru di mana penggunaan masker pada umumnya tidak diwajibkan lagi, dan diserahkan saja pada keputusan masing-masing orang.
Selain pengalaman pribadi ini, maka kita tahu bahwa Amerika dan Eropa juga sudah lama tidak mewajibkan penggunaan masker lagi.
Perkembangan tidak mewajibkan pakai masker jelas sudah terjadi di banyak sekali negara, sejalan dengan COVID-19 terus terkendali di di dunia.
Tulisan di atas adalah pengalaman dari Prof Tjandra Yoga Aditama, direktur pasca sarjana Universitas YARSI atau guru besar FKUI, mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara, pernah menjabat sebagai dirjen pengendalian penyakit serta mantan Kabalitbangkes
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan