Sepanjang Januari hingga Februari tahun 2023 ini antusiasme pasar tetap positif di mana biasanya periode ini merupakan periode low-season, namun booking trend tetap tinggi di beragam pameran wisata yang digelar di berbagai daerah.
Minat masyarakat untuk mengikuti beberapa pameran wisata dalam pantauan detikTravel cukup tinggi. Mereka memburu berbagai promo yang ditawarkan agen travel.
"Beberapa destinasi yang sedang diminati untuk libur Ramadhan dan Lebaran antara lain Jepang, Korea Selatan, dan juga produk Moslem Tour yang semakin digandrungi pasar," ujar Corporate Secretary PT Panorama Sentrawisata Tbk, AB Sadewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Agen Travel yang Mulai Kembali Tersenyum |
Sementara untuk performa perusahaan tahun 2022, Sadewa mengatakan tahun 2022 merupakan turn-around year bagi sektor pariwisata, hal ini terefleksi dari kinerja positif yang dicapai Panorama di mana Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,52 triliun, naik 538% dari tahun 2021 yang hanya sebesar Rp 239,2 miliar.
Dari pendapatan yang didapat, perseroan berhasil mencetak laba sebesar Rp 29,3 miliar sepanjang tahun 2022. Kinerja positif ini akibat pent-up demand atau permintaan yang meningkat akibat pelonggaran beragam pembatasan yang dijalankan pada masa pandemi berlangsung. Pent-up demand terjadi baik untuk market domestik dan juga internasional (wisatawan mancanegara).
"Di sepanjang tahun 2022 lalu kami mencatat peningkatan booking perjalanan dan liburan yang begitu kuat khususnya saat memasuki kuartal II tahun lalu hingga akhir tahun 2022. Hal ini terjadi di semua segmen baik masyarakat Indonesia yang ingin berlibur ke luar negeri ataupun wisatawan mancanegara yang ingin berlibur di Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Terjadi peningkatan wisatawan sebesar 251% untuk segmen leisure outbound (wisatawan nasional), dan 330% untuk segmen leisure inbound (wisatawan mancanegara)," ujar Sadewa.
Panorama melihat pent-up demand akan berlangsung 2-3 tahun ke depan. "Oleh karenanya strategi yang dilakukan adalah dengan terus membuat produk sesuai keinginan pasar sambil terus menerapkan smart-operation yang dapat memotong biaya 50-60%," ujarnya.
(ddn/pin)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak