Tiket Masuk Komodo Rp 3,75 Juta Bukan Prioritas Saat Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tiket Masuk Komodo Rp 3,75 Juta Bukan Prioritas Saat Ini

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 14 Mar 2023 13:11 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno dalam jumpa pers mingguan, Senin (6/3/2023).
Menparekraf Sandiaga Uno (Foto: Kemenparekraf)
Jakarta -

Tiket masuk ke Pulau Komodo dan Padar sebesar Rp 3,75 juta direncanakan dimulai 1 Januari 2023. Tetapi, kini tampaknya usulan itu tidak lagi menjadi prioritas.

Gonjang-ganjing tiket super mahal ke Pulau Komodo berujung dengan penundaan. Penundaannya terjadi dua kali, di pertengahan tahun lalu dan awal tahun 2023.

Awalnya, kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo itu berlaku mulai 1 Agustus 2022. Tetapi, kemudian diundur ke awal Januari 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usulan kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo disampaikan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui kajian, mereka menilai kenaikan harga tiket itu akan membatasi jumlah pengunjung dan menjadi salah satu cara melindungi komodo di sana.

Tetapi, pegiat wisata di Labuan Bajo menolak eras usulan itu. Mereka bahkan menggelar demonstrasi dengan menutup akses buat wisatawan.

ADVERTISEMENT

Dalam temu wartawan mingguan, Senin (13/3/2023), Menparekraf Sandiaga Uno menyebut bahwa keputusan tiket Rp 3,75 juta itu sebelumnya sudah masuk ke kajian namun urung diterapkan.

"Sudah masuk konsultasi dan diputuskan untuk ditunda dan dikaji ulang. Oleh karena itu, prinsip-prinsip keberlanjutan konservasi akan betul betul diterapkan dalam nanti menghitung paket seperti apa yang akan diterapkan di Taman Nasional Komodo yang sesuai dengan juga harapan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo di seluruh ekosistem," kata Sandiaga.

"Karena itu ada live on board, para pelaku travel agen ini akan dimasukkan dalam pembahasan bersama nanti melalui badan pengelola otorita Labuan Bajo kita akan lakukan konsolidasi dan sinkronisasi sehingga nanti kebijakan yang akan di keluarkan melalui proses konsultasi dan komunikasi yang komperehensif," kata dia.

Lalu kira-kira kapan penerapannya? Sandiaga menjawabnya samar.

"Kita sedang menginisiasi. Sekarang kita fokus penyelenggaraan KTT ASEAN, mungkin setelah itu akan mulai pembahasan," kata dia.




(msl/fem)

Hide Ads