Masjid 'Jatuh' Klaten Peninggalan Sunan Kalijaga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masjid 'Jatuh' Klaten Peninggalan Sunan Kalijaga

Achmad Hussein Syauqi - detikTravel
Kamis, 30 Mar 2023 14:47 WIB
Masjid Agung Puluhan di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten, Senin (27/3/2023).
Masjid Agung Puluhan, masjid tiban peninggalan Sunan Kalijaga di Klaten (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Jakarta -

Masjid Agung Puluhan di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten, diyakini masyarakat sebagai masjid tiban (jatuh) peninggalan Sunan Kalijaga. Jejak dakwah salah satu wali songo itu masih bisa dilihat sampai kini.

Pantauan detikJateng, Masjid Agung Puluhan berada di tengah permukiman padat penduduk. Masjid di atas lahan sekitar 600-800 meter persegi dan memiliki halaman luas.

Masjid model bangunan joglo dengan tower pengeras suara di sisi utaranya itu sekilas menyerupai Masjid Agung Demak. Di bagian teras terdapat bedug, lampu gantung, dan dua jam kayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruh bangunan masjid sudah tembok dengan lantai keramik. Di bagian dalam berdiri 8 tiang kayu penyangga berbentuk silinder dengan 4 tiang utama di tengah.

Di mihrab, terdapat mimbar kayu tua yang dihias dengan ukiran sederhana yang tertutup kelambu putih. Sebuah tongkat dengan ujung besi menyerupai trisula diletakkan di depan mimbar.

ADVERTISEMENT
Benda-benda kuno Masjid Agung Puluhan peninggalan Sunan Kalijaga di Trucuk, Klaten, Senin (27/3/2023).Benda-benda kuno Masjid Agung Puluhan peninggalan Sunan Kalijaga di Trucuk, Klaten, Senin (27/3/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Pada pojok selatan ruang utama masjid, terdapat ruang kayu kotak terbungkus kain kuning keemasan. Di dalamnya terdapat sebuah amben (tempat duduk kayu) kuno yang diletakkan mushaf Al-Qur'an lusuh di dalam kotak kaca.

Pada tempat wudhu, di bagian pojok terdapat umpak (tempat duduk) batu andesit dan padasan (tempat air wudhu dari tanah liat ) bulat berukuran cukup besar. Modelnya hampir sama dengan padasan yang pernah dilihat detikJateng di gedong utama makam Sunan Pandanaran, Bayat, Klaten.

Padasan masih digunakan tetapi umpak batu sudah tidak digunakan. Di ruang sisi selatan dari ruang utama masjid, juga tersimpan mustaka (kubah masjid) terbuat dari tanah liat berukir menyerupai mahkota raja Mataram.

Imam masjid, Muhammad Munir (68) menceritakan masjid tersebut disebut masjid tiban karena dulu Desa Puluhan masih hutan. Meskipun belum jadi kampung masjid sudah berdiri.

"Disebut masjid tiban karena dulu di sini masih alas (hutan) belum ada kampung seperti sekarang. Masjid ini peninggalan Kanjeng Sunan Kalijaga saat berdakwah tahun 1450 an," ungkap Munir, Senin (27/3/2023).

Baca artikel selengkapnya di detikJateng




(msl/msl)

Hide Ads