Taman Nasional Meru Betiri menyimpan banyak keindahan dan cerita menarik. Ada yang sekedar mencari nafkah, tapi yang satu ini jadi 'pahlawan' di sana.
Adalah Poer Hadi Nata, seorang warga Rajegwesi, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). Dia memiliki kisah hidup yang menantang sekaligus menginspirasi.
Sewaktu muda, Poer hidup sebagai penebang kayu ilegal atau liar di kawasan Taman Nasional (TN) Meru Betiri. Hidupnya sangat bergantung pada hutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadinya kan ketergantungan ke hutan, banyak penebangan liar, termasuk saya ikut-ikutan," kata Poer kepada detikcom, Rabu (30/3/2023).
Tapi itu masa lalu, kini hidupnya sudah berubah.
![]() |
Poer tak lagi menebang pohon, tapi justru mulai menjaganya. Dirinya menggantung diri dengan cara yang berbeda, pria 44 tahun tersebut saat ini justru mengembangkan sektor ekowisata TN Meru Betiri.
Selama pengembangan ekowisata trip sepanjang TN Meru Betiri dan observasi penyu bertelur, Poer mengaku kawan-kawan lamanya yang menebang pepohonan liar sempat memusuhinya.
"Akhirnya saya dibenci masyarakat karena dikira anteknya Taman Nasional. Dulu saya pernah digerebek juga sama pelaku illegal logging," ujar Poer.
Poer mengatakan dia tak menggubris hal tersebut. Yang menjadi fokus, lanjutnya, adalah membuktikan pilihannya tepat.
"2011 ada program MDK (Model Dusun Konservasi) dari Taman Nasional untuk mengurangi kecenderungan masyarakat ke hutan. Karena ada pendampingan dari pihak Taman Nasional, akhirnya saya berfikir sekalian membentuk organisasi MER (Masyarakat Ekowisata Rajegwesi)," jelas pria kelahiran Genteng, Banyuwangi ini.
![]() |
Dampak Luar Biasa Ekowisata
Poer menilai ekowisata yang dia kembangkan berdampak signifikan bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi penyedia transportasi laut.
"Organisasi MER itu kan di ekowisata, ternyata dampaknya luar biasa. Dari yang illegal logging, akhirnya ada yang beralih ke transportasi laut, ngangkut tamu-tamu wisatawan ke Teluk Hijau (salah satu objekwisata di dalam TN Meru Betiri), terus ada yang jadi local guide juga," katanya.
Salah satu pemandu wisata, Eko Gathan, mengakui Poer memang memberdayakan masyarakat sekitar. Contohnya, masyarakat nelayan diminta untuk mengantar tamu-tamu dari Pantai Rajegwesi menyeberangi laut ke Pantai Teluk Hijau. Ada juga warga yang dijadikan sopir Jeep untuk mengantar tamu ke Desa Sukamade.
"Ya mereka-mereka (para nelayan) dikasih tamunya Pak Poer, disuruh antar. Sekali antar ke Teluk Hijau dikasih Pak Poer Rp 100 ribu-an kalau ndak salah," ucap Eko.
Saat detikcom menemui Poer, dia sedang membawa dua turis asing asal Spanyol, dan rombongan turis asing asal London, Inggris.
"Anna, Jimmy, welcome to the jungle. Enjoy the lunch. After this, we will go to Sukamade Village. Are you ready?" tanya Poer kepada pasangan bule tersebut.
Poer menuturkan sejak 2019 banyak turis asing yang menghubunginya untuk berwisata ke TN Meru Betiri dan Desa Sukamade. Banyak bertemu bule membuat Poer semakin percaya diri berlatih bahasa Inggris.
"Mulai 2019 punya tamu WNA, setelah itu pandemi, terus krn banyak tamu WNA, jadi terlatih sendiri. Sebelumnya saya hanya bisa bilang, 'Helo mister, how are you'," kata Poer.
![]() |
Diundang Kemenparekraf ke Labuan Bajo
Poer menyebut dirinya beruntung. Keberuntungan itu adalah saat dirinya diundang oleh pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengunjungi Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk 'membakar' semangat para pelaku usaha lokal.
"Itu pengalaman pertama saya naik pesawat, tinggal di resort. Itu saya anggap keberuntungan. Saya seperti mimpi. Di sana saya diminta menceritakan success story saya ke 50 peserta pelaku homestay dan travel agent di sana," cerita Poer.
Kepada puluhan pelaku usaha wisata lokal di Labuan Bajo, lanjut Poer, dirinya memberi semangat agar tak kecil hati menghadapi hotel-hotel dan agen travel besar.
"Saya beri masukan, kalau hotel dan agen-agen itu jual kemewahan, kita jual experience ke tamu. Saya cerita cara-cara melayani tamu, menghandle tamu dan sebagainya," pungkas Poer.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol