Pemkot Malang kembali dikritik soal penataan Kayutangan Heritage. Kali ini tentang penempatan artefak lori atau lokomotif pengangkut tebu yang dianggap tak sesuai sejarah.
Kamis lalu, 13 April, Pemkot Malang menempatkan lokomotif lori itu di kawasan Jalan Basuki Rahmat atau kawasan Kayutangan Heritage. Hal itu menuai kritik dari warganet.
Monumen lokomotif lori itu menuai banyak komentar negatif terutama di media sosial. Pemerhati kereta api Tjahjana Indra Kusuma pun mengutarakan uneg-unegnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra mengatakan bahwa peletakan artefak lori diesel dari Kebonagung itu tak sesuai dalam kacamata sejarah karena Kawasan Kayutangan adalah jalur trem.
"Lokomotif itu dulu untuk mengangkut tebu di Kebonagung. Peletakan artefak ini tidak sesuai, karena sepanjang Kayutangan itu tidak pernah dilewati kereta lori," ujar Indra, Minggu (16/4/2023).
Lokomotif lori yang ada di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim) |
Menurutnya, peletakan monumen lori di kayutangan justru akan mengaburkan sejarah. Orang yang tidak tahu perbedaan lokomotif akan dapat gambaran sejarah yang keliru.
"Misal generasi muda yang nggak tahu trem seperti apa, dengan adanya lokomotif lori di situ bakal mengira trem itu bentuknya seperti itu. Padahal itu lokomotif lori. Itu dalam konteks kepariwisataan dan sejarah salah," ujar Indra.
Baca artikel selengkapnya di detikJatim
(msl/msl)













































Komentar Terbanyak
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
Sumut Dilanda Banjir Parah, Walhi Soroti Maraknya Deforestasi
Viral Tumbler Penumpang Raib Setelah Tertinggal di KRL, KAI Sampaikan Penjelasan