Fakta-fakta Sekte Sesat di Kenya, Mati Kelaparan demi Bertemu Yesus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fakta-fakta Sekte Sesat di Kenya, Mati Kelaparan demi Bertemu Yesus

CNN Indonesia - detikTravel
Selasa, 25 Apr 2023 21:01 WIB
Kenya police officers and civilians rescue an emaciated member of a Christian cult named as Good News International Church, whose members believed they would go to heaven if they starved themselves to death, in Shakahola forest of Kilifi county, Kenya April 24, 2023. REUTERS/Stringer REFILE - QUALITY REPEAT
Foto: Korban sekte sesat di Kenya (REUTERS/STRINGER)
Nairobi -

Insiden sekte sesat di Kenya sungguh mengerikan. Para pengikut sekte ini rela mati kelaparan demi bertemu dengan Yesus. Berikut fakta-faktanya:

Kepolisian Kenya menemukan 21 jasad manusia yang diduga sebagai korban sekte sesat di negara itu. Mereka ditemukan meninggal dunia dalam kondisi kelaparan di tengah hutan Shakahola. Para korban diduga berpuasa ekstrem dengan tujuan agar dapat "bertemu Yesus"

Berikut Fakta-fakta Sekte Sesat di Kenya:

1. 21 Orang Jadi Korban, Termasuk 3 Anak-anak

Sumber kepolisian Kenya menyatakan telah menemukan 21 jasad terkait sekte sesat itu, tiga di antaranya merupakan jasad anak-anak yang diduga mati kelaparan di bawah pengawasan orang tua mereka. Kabar terbaru, korban menembus angka 51 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Total hingga kemarin, kami mendapatkan 21 jasad," ujar seorang sumber kepolisian Kenya kepada AFP pada Minggu (23/4).

2. Sekte Sesat Dipimpin Paul Makenzie Nthenge

Para korban itu diduga pengikut Paul Makenzie Nthenge, seorang pastor sekte sesat Good News International Church. Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat bertemu dengan Yesus.

ADVERTISEMENT

Nthenge sebenarnya sudah menyerahkan diri ke kepolisian. Ia lantas didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.

Namun, dia sempat dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya atau setara Rp 11,1 juta. Namun, kepolisian menahan Nthenge pada 15 April. Demikian informasi yang diperoleh AFP dari seorang sumber pihak kepolisian Kenya.

3. Korban Adalah Jamaaah Good News International Church

Nthenge mendirikan Good News International Ministries pada 17 Agustus 2003. Gereja ini memiliki cabang di berbagai daerah Kenya, yakni Nairobi, Watamu, Malindi, Kitale, Machakos, Naivasha, Mombasa, Mwea, Lunga Lunga, dan Matano manne.

Kantor pusat Good News International Church berlokasi di daerah Malindi Furunzi. Pelayanan ibadah telah berkembang hingga sekarang memiliki jemaat lebih dari 1.000 orang di gereja Malindi dan lebih dari 3.000 orang di semua cabang.

Misi dari pelayanan ini adalah memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali melalui pengajaran dan penginjilan.

Mereka menayangkan program injil 'Pesan Akhir Zaman' setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-09.00 pagi waktu setempat. Sedangkan pada akhir pekan tayang pukul 08.00 - 09.00 pagi dan 20.00-21.00 malam.

4. Korban Ditemukan di Hutan

Total 21 korban yang ditemukan merupakan hasil dari penggalian yang dilakukan kepolisian Kenya di salah satu hutan di Shakahola dalam beberapa hari belakangan. Kepolisian menduga terdapat lebih banyak korban lainnya.

"Kami bahkan belum menggali lebih dalam, yang memberikan indikasi kuat akan lebih banyak jasad ditemukan di akhir operasi ini," kata sumber itu.

5. Sidang Nthenge Akan Digelar 2 Mei

Nthenge dijadwalkan menjalani proses persidangan pada 2 Mei mendatang.

"Pastor ini harus menghadapi semua dakwaan meski ia sudah melakukan mogok makan dan mengatakan dia berdoa dan berpuasa di tahanan," ucap sumber kepolisian itu.

Sementara itu, 11 pengikut Nthenge, tujuh laki-laki dan empat perempuan, sedang dalam perawatan di rumah sakit setelah diselamatkan pada 14 April lalu. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis.

-----

Artikel ini telah naik di CNN Indonesia.




(wsw/wsw)

Hide Ads