Kunjungan ke Hutan Pinus Mangunan Jogja Turun Drastis di Libur Lebaran

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kunjungan ke Hutan Pinus Mangunan Jogja Turun Drastis di Libur Lebaran

Pradito Rida Pertana - detikTravel
Kamis, 27 Apr 2023 13:33 WIB
Suasana di kawasan Mangunan, tepatnya Puncak Becici dan Pinussari, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Rabu (26/4/2023).
Hutan pinus Mangunan di libur lebaran terlihat lengang (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Jakarta -

Libur lebaran dimanfaatkan sebagian traveler untuk pergi ke destinasi wisata alam. Namun, kunjungan di wisata alam hutan pinus Mangunan Yogyakarta malah turun di tahun ini.

Kunjungan wisata di kawasan Mangunan khususnya hutan pinus, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, pada masa libur Lebaran tahun ini menurun. Jumlah wisatawan hanya mencapai 21.967 orang atau turun 22% dibanding libur Lebaran tahun lalu.

Pantauan detikJateng, suasana di dua objek wisata (obwis) andalan kawasan Mangunan yakni Puncak Becici dan Pinussari jauh dari kata ramai. Lokasi parkir di obwis tersebut tampak tidak penuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Amblek (turun), dari Lebaran tahun kemarin turun sekitar 22 persen. Saat ini yang jadi primadona hanya Pengger, Puncak Becici, Pinussari, dan Seribu Batu," kata Ketua Koperasi Notowono yang mengelola sejumlah obwis alam di Dlingo, Purwo Harsono kepada wartawan di Dlingo, Rabu (26/4/2023).

Secara rinci, pria yang kerap disapa Ipung ini mengungkapkan jumlah kunjungan saat Lebaran tepatnya tanggal 1-5 Mei 2022 mencapai 28.309 orang. Sedangkan sejak tanggal 21-25 April 2023 jumlah kunjungan di Mangunan hanya 21.967 orang.

ADVERTISEMENT

"Hari ketiga Lebaran, di kawasan pinus hanya 3 ribu kurang per hari. Nah, tahun lalu saat Lebaran seperti ini 10 ribu kunjungan per hari," jelasnya.

Terkait penyebabnya, Ipung menyebut ada beberapa faktor, salah satunya banyaknya obwis bertema desa wisata yang menjamur di berbagai wilayah. Menurutnya hal itu yang membuat jumlah kunjungan wisata di Mangunan berkurang.

"Pertama pengembangan obwis desa wisata menjamur dan latah meniru satu sama lain, sehingga daya tarik jadi kurang. Selain itu, pasca COVID-19 kurang inovasi karena kita kurang finansial," katanya.

Untuk itu, Ipung mengaku tengah mengembangkan wisata budaya dengan sistem paket. Sehingga meski kunjungan sedikit namun pemasukannya tetap.

"Kita lebih ke kebudayaan dengan tujuan quality tourism, dan mengembangkan wisata selfie diubah wisata budaya dengan paket-paket wisata," ucapnya.

Baca artikel selengkapnya di detikJateng




(msl/msl)

Hide Ads